Menulis: Bekal Sehat Kehidupan
Sesi sharing kepenulisan di Gubernuran Jawa Tengah beberapa waktu mengetengahkan tema tentang menulis sebagai bekal sehat kehidupan.
Mengapa bisa demikian?
KIta tahu bahwa menulis adalah juga tradisi para ulama dan cendekiawan. Ada Imam Bukhari, Imam Nawawi, Imam Syafii, Imam Baihaqi, Imam Gozali. Ada Aristoteles, Socrates, Plato dll. Mereka terus menulis, dan karenanya menjadi sehat fisik dan mentalnya.
Ini karena menulis bisa memperkuat sel kekebalan tubuh.
Sebab menulis bisa menjadi terapi jiwa. Sebagai wadah katarsis, pelepasan dari trauma, mengurangi stress, meningkatkan mood dsb.
Menulis juga mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan rasional. Sehingga otak kanan pun bisa bebas merasakan. So, jadi seimbang kan.
Dengan menulis, apalagi yang jujur, kita jadi bisa menyingkirkan hambatan mental. Memahami diri sendiri dan orang lain serta lingkungan sekitar.
Jadi kenapa masih ragu untuk menulis.
Ayo menulis!
Sesi sharing kepenulisan di Gubernuran Jawa Tengah beberapa waktu mengetengahkan tema tentang menulis sebagai bekal sehat kehidupan.
Mengapa bisa demikian?
KIta tahu bahwa menulis adalah juga tradisi para ulama dan cendekiawan. Ada Imam Bukhari, Imam Nawawi, Imam Syafii, Imam Baihaqi, Imam Gozali. Ada Aristoteles, Socrates, Plato dll. Mereka terus menulis, dan karenanya menjadi sehat fisik dan mentalnya.
Ini karena menulis bisa memperkuat sel kekebalan tubuh.
Sebab menulis bisa menjadi terapi jiwa. Sebagai wadah katarsis, pelepasan dari trauma, mengurangi stress, meningkatkan mood dsb.
Menulis juga mengasah otak kiri yang berkaitan dengan analisis dan rasional. Sehingga otak kanan pun bisa bebas merasakan. So, jadi seimbang kan.
Dengan menulis, apalagi yang jujur, kita jadi bisa menyingkirkan hambatan mental. Memahami diri sendiri dan orang lain serta lingkungan sekitar.
Jadi kenapa masih ragu untuk menulis.
Ayo menulis!