Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

 


Pernahkah kamu merasakan, ada kalimat yang begitu lama berdiam di kepalamu, menunggu waktu yang tepat untuk lahir di halaman kosong?
Pernahkah kamu membayangkan, bagaimana jika kalimat itu bukan hanya mengisi lembar buku harian, tapi juga mengisi rekening bankmu?

Itulah yang saya rasakan bertahun-tahun lalu. Menulis, bagi saya, awalnya adalah pelarian—cara mengurai perasaan dan pikiran yang terlalu sempit jika hanya disimpan di dada. Saya menulis di buku tulis bekas, di sela-sela kuliah, di pojok kafe, bahkan di sudut pasar saat menunggu pesanan. Tidak pernah terlintas sedikit pun, bahwa kebiasaan ini bisa menjadi profesi yang menopang hidup.

Namun, hidup punya caranya sendiri untuk memberi kejutan. Cerpen pertama yang saya kirimkan ke sebuah media lokal dimuat, dan dari situlah semuanya bergulir. Honor kecil dari cerita itu saya gunakan untuk membeli buku tulis baru dan segelas kopi yang lebih enak. Saya tidak sadar, itu adalah bibit pertama dari perjalanan menuju writerpreneurship—sebuah perjalanan menggabungkan passion menulis dengan keterampilan wirausaha.

Menulis Lebih dari Sekadar Hobi

Banyak orang menganggap menulis hanyalah kegiatan hobi, bahkan sering kali “mewah” karena memerlukan waktu dan energi yang cukup. Tapi saya percaya, menulis adalah keterampilan yang bisa dikelola layaknya bisnis. Seperti usaha lainnya, menulis butuh strategi, branding, dan tentu saja keberanian untuk memasarkan diri.

Kenyataannya, karya yang baik tidak selalu ditemukan pembaca, kecuali kita yang membawanya ke hadapan mereka. Di sinilah mindset writerpreneur menjadi penting: kita tidak hanya menciptakan karya, tapi juga mengemas, memasarkan, dan memonetisasi karya tersebut.

Dari Buku ke Kelas

Saya menuliskan pengalaman, metode, dan strategi ini dalam buku Writerpreneurship. Buku ini bukan hanya memuat teori, tetapi juga contoh-contoh nyata, termasuk kegagalan yang saya alami—karena dari situlah pembelajaran paling berharga datang.

Di buku itu, saya mengurai hal-hal seperti:

  • Bagaimana menemukan ide yang bernilai jual

  • Cara membangun audiens pembaca

  • Langkah-langkah mengubah tulisan menjadi produk komersial

  • Teknik pemasaran karya di era digital

  • Menjalin kolaborasi yang menguntungkan

Buku ini menjadi pijakan untuk membuka kelas Writerpreneurship, di mana saya bisa berinteraksi langsung dengan para peserta, membedah karya mereka, dan memberi panduan personal. Bagi saya, kelas ini adalah ruang belajar bersama. Saya pun masih belajar dari pengalaman para peserta, dari cara mereka memandang dunia dan memproses cerita.

Mengubah Tulisan Menjadi Sumber Penghasilan

Salah satu kisah yang selalu saya ingat adalah seorang peserta yang awalnya ragu ikut kelas karena merasa tulisannya “biasa saja”. Ia tidak pernah mempublikasikan karyanya, apalagi menjualnya. Setelah kelas, ia memberanikan diri membuat e-book berisi kumpulan esai, memasarkan di media sosial, dan dalam dua bulan, ia berhasil menjual ratusan eksemplar digital.

Itu mengingatkan saya, bahwa writerpreneurship bukan soal siapa yang paling berbakat, tapi siapa yang paling konsisten belajar dan bertindak.

Mindset yang Harus Dimiliki

Untuk menjadi writerpreneur, ada beberapa mindset yang menurut saya wajib dimiliki:

  1. Profesionalisme — Menulis dengan komitmen waktu dan kualitas, sama seriusnya seperti pekerjaan lain.

  2. Ketekunan — Karya pertama mungkin tidak laku, tapi itu bukan akhir.

  3. Keberanian — Tidak semua orang akan menyukai karyamu, tapi itu tidak boleh menghentikan langkahmu.

  4. Keterbukaan — Mau belajar strategi baru, terutama di pemasaran digital.

Mengundang Kamu dalam Perjalanan Ini

Buku Writerpreneurship adalah panduan yang saya tulis dengan sepenuh hati, berdasarkan pengalaman nyata dan wawancara dengan para penulis yang sukses menghidupi diri dari karyanya. Sementara kelas Writerpreneurship adalah ruang interaktif, tempat kita belajar, bertanya, dan saling menginspirasi.

Kalau kamu pernah bertanya: “Bisakah saya hidup dari menulis?” — jawabannya adalah, bisa. Tapi seperti menanam pohon, butuh proses, perawatan, dan strategi yang tepat.

Mari kita belajar bersama.
📚 Buku Writerpreneurship → Beli di Google Play Books
🎓 Kelas Writerpreneurship → Ikuti di Udemy

Karena menulis adalah menanam masa depan. Dan masa depanmu, bisa jadi, dimulai dari satu halaman yang kamu tulis hari ini.

Tips Menulis Memoir (11)





Baca juga:


Tips Menulis Memoir (1)
Tips Menulis Memoir (2)

Tips Menulis Memoir (3)
Tips Menulis Memoir (4)
Tips Menulis Memoir (5)

Tips Menulis Memoir (6)

Tips Menulis Memoir (7)
Tips Menulis Memoir (8)


Tips Menulis Memoir (9)
Tips Menulis Memoir (10)



Tips story telling untuk proyek memoir


1. Setiap orang punya cerita untuk disampaikan
Mungkin ada yang berpikir mereka tidak punya cerita apapun. Itu tidak benar. Semua orangpunya. Buatlah jurnal harian menggunakan notebook untuk menemukan dan membangun ide-ide cerita.

Kamu bisa membawa notebook itu ke manapun dan laukan pengamatan, observasi kehidupan harianmu. Notebook membantumu mengingat apa saja yang terjadi [ada tahun-tahun yang berlalu. 

Coba beli notebook yang bagus, unik, menarik, bahkan mungkin mahal supaya alam bawah sadar mencari sesuatu yang berbeda dan menuliskannya di sana.

Catat siapa, apa, kapan, di mana topik itu terjadi. Di sisi lainnya, tuliskan mengapa, untuk bisa memperdalam dan memperluas carapandang kita terhadap kejadian tersebut. Alam bawah sadar kita menyukai isyarat-isyarat seperti ini.

2. Fokus menceritakan secara jujur, benar, apa adanya.
Bagian sulit dari menulis peristiwa yang terjadi pada kita adalah  kita seringkali bergantung pada memori kita sendiri. bagaimana cara untuk menyampaikan cerita dengan perspektif yang unik

'Begini cara aku memandangnya' adalah frase kuat yang tersimpan dalam pikiran, sebagaimana 'ini yang terjadi padaku', 'ini yang kurasakan'.  Versimu bukanlah satu-satunya.  Kamu harus jujur. Memahami  perbedaan adalah hal penting untuk kesuksesanmu. 

Kita mengharapkan suaramu. Kamu yang memegang dunia. Ini yang kita cari saat membeli bukumu, mendengarkanmu di radio, membayar majalah yang memuat esaimu dan membacablogmu. 

3. Jawab pertanyaan: ceritamu ini tentang apa?
ketika kamu memilih sebuah cerita untuk disampaikan dan siap untuk menuliskan fakta-fakta yang kamu ingat, penting untuk mengambil jeda, dan refleksi pada pertanyaan ini: cerita ini tentang apa?
Jawaban terhadap pertanyaan ini akan membantumu menentukan fokus kepingan ceritamu. Ini seperti halnya statement/pernaytaan tesis yang ditulis untuk tugas sekolah atau kuliah.

Ceritamu ini tentang apa? jawabanmu mungkin sesuatu yang persis seperti 'balas dendam'. 
Dalam empat paragraf, penulis harus bisa menyampaikan kepada pembaca, apa taruhannya, apa yang terjadi,  nilai apa yang bisa diambil. 

4. Jadikan temamu universal dan tinggi
ketika  menentukan tentang apakah  ceritamu, kamu akan mampu  menemukan tema yang bisa mengangkatnya lebih dari sekedar tentangmu. tema universal dan lebih tinggi yang membuat pembacamu merasa relevan, terhubung.

Jangan menulis cerita karena ingin balas dendam. Tulislah aspek-aspek kehidupan yang tersembunyi, yang dengannya mengajarkan sesuatu tentang perilakumu, terkait dengan perilaku semua manusia. Biarkan pembaca masuk ke dalam dilemamu, ketakutanmu, kebahagiaanmu, dan matanya tebuka.


kamu harus memberikan pada pembacamu alasan sehingga dia terus hidup dalam hati dan pikiran mereka. hanya dengan begitu adegan-adegan tersebut hidup, bisa dinikmati dan ada pelajaran yang terserap darinya.


5. Cek dan Uji
Penting untuk mundur ke belakang dari ceritamu dan mengujinya dengan cara pandang sebagai pembaca.
Apakah cerita ini logis dan kronologis? apakah kita bisa menjelaskannya dengan lebih dalam? adakah bagian cerita yang butuh lebih banyak lagi konteks?

kamu yang mengalami peristiwa-peristiwa itu, jika kamu tidak menyampaikannya dengan cara yang baik dan hebat, bagaimana orang lain akan memahaminya.


6. Gunakan setiap halaman untuk mendorong maju setiap cerita
Kita hidup 1.440 menit setiap harinya, dan hidup kita dapat berubah dramatis dalam satu momen. Karena kita menulis memoir, kita harus yakin bahwa hanya kita yang tahu, temasuk memasukkan momen-momen paling penting yang bisa mendorong cerita itu maju.


Ya, mungkin kamu punya banyak cerita menarik untuk diceritakan, tapi pastikan kamu hanya menyampaikan satu saja pada satu waktu.

Indikator penulis memoir yang menceritakan semuanya  mengalami masalah adalah adanya ungkapan frase 'tapi begitulah yang terjadi'
Penulis yang mengatakan ini kesulitan mengedit. Bagaimana kejadiannya tidaklah membuatnya menarik. Ini terjadi pada setiap orang, mengapa terjadi dan dari aman ke mana kamu melewatinya- yang membuatnya menarik.

7. simpan paragraf yang dihapus untuk inspirasi ke depan
saat mengedit tulisan, kita bejuang memotong paragraf yang tidak relevan atau tidak mendorong maju cerita tersebut. Tapi mungkin kita menuliskannya dengan sangat indah. Tidak usah khawatir. simpan saja untuk inspirasi cerita berikutnya.

8. Gunakan temamu sebagai panduan dalam menulis dan mengedit
Jangan kehilangan arah dan luput dari tema orisinilnya. Itulah yang memberi arah dan beresonansi dengan pembaca. Tujuan dari mengedit adalah agar bisa terbaca dengan mengalir, lancar, halus. Cek kembali original pitch-nya dan lihat apakah kita membeikan apa yang kita janjikan. Apa yang kita buat untuk mengilustrasikannya? Apakah kita menyelesaikan dan memenuhi tugas itu?

Terima kasih buat teman-teman yang sudah follow blog ini! Semoga harimu menyenangkan dan tips ini membantu ya :) 
Selamat menulis ^_^

UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 


Silakan daftar via link ini: https://gramediaacademy.com/enroll/workshop/177


Selamat menikmati perjalanan menulismu!



UPCOMING EVENT


Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 





Selamat menikmati perjalanan menulismu!
WEBINAR: WRITERPRENEURSHIP DI ERA NEW NORMAL




Writerpreneurship Di Era New Normal bersama Dian Nafi

JUNE 29, 2020
19.00 - 21.00 WIB
Tiket 150.000



Gramedia Academy WEBINAR bersama DIAN NAFI

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung beberapa  bulan, grafiknya bukan menurun namun semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan yaitu pembatasan-pembatasan di berbagai hal, di antaranya social distancing dengan stay at home dan lain sebagainya. Sayangnya masalah lain pun muncul, kebosanan, ekonomi, dll. Atas hal tersebut, mau tidak mau kita harus berdamai dengan keadaan, tetap bersikap positif, dan produktif. Salah satunya dengan mengasah diri menjadi penulis. Banyak hal bisa kita tuliskan, apalagi saat seperti ini. Selain sebagai bentuk amal jariyah, juga bisa menghasilkan tambahan pemasukan.

Materi:
Peluang apa saja dalam writerpreneurship

Tiga (3) Profitable Path
Tips writerpreneurship

Webinar akan diampu oleh Dian Nafi (Penulis Gramedia Pustaka Utama).

Dian Nafi adalah lulusan Arsitektur Universitas Diponegoro. Ia suka travelling dan menulis fiksi, non fiksi, seputar keIslaman, kepesantrenan, kewanitaan, parenting, entrepreneurship, dan pengembangan diri. Dian Nafi adalah Mentor Women Will by Google, Fasilitator Gapura Digital by Google, Trainer Hasfa Camp, dan Public Speaker. Ia sudah menulis 37 buku dan 96 antologi di 17 penerbit Indonesia. Ia adalah pemenang berbagai lomba penulisan dan sebagai pegiat banyak komunitas.

Tips Menulis Memoir (6)




Baca juga:

Tips Menulis Memoir (1)
Tips Menulis Memoir (2)

Tips Menulis Memoir (3)
Tips Menulis Memoir (4)
Tips Menulis Memoir (5)


what’s your hook?

“I grew up on a farm and milked a cranky cow”
“I survived cancer by eating pecan pies”
“I went to Tibet to study Buddhism”
These are  “so what?” stories. They aren’t interesting because they lack a hook.
How do I know
 if I have a hook?


There has to be a purpose, a DIRECTION to your story. That is your hook.

Where are you going with your story? 
What’s your point? 
Is this a story with no road map? 
If so, how are you going to know when you’ve reached your destination? 
And if you do, will anyone care?

Contoh: “Going to Tibet to study Buddhism was less about spiritual awakening than it was in my relentless pursuit to get laid.”


Categorize!
•Inspirational?
•Educational?
•True crime?
•Travel essay?
•Humor?
•Family issues?

Have a Message
•Readers are looking for a story that makes us think long after they’ve finished the book, makes us care, so you want to consider whether your story makes an impact. 
•And the way to do that is to have a message. I love a good memoir that forces me to look inward, to look at my own life with a different perspective.

Example
•Hook: “Stick with me, kid, I’ll show you the world!”
•Category: Travel essay
•Message: True happiness is how you handle life when it spills its guts in your lap.

Be yourself, speak freely, and think small





UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 

Silakan daftar via link ini: https://gramediaacademy.com/enroll/workshop/177

Selamat menikmati perjalanan menulismu!
JADI BISA TRAVELING MENDADAK



Naik kereta api juga menjadi salah satu kegemaran writravelicious. Selain jam keberangkatan dan sampainya jelas terjadual, juga terhitung murah dibandingkan naik pesawat. Plus kalau mau mobile atau bergerak dari stasiun menuju tempat-tempat yang mau dikunjungi pasti akan lebih banyak alternatif kendaraan yang harganya terjangkau, dan cenderung lebih dekat ke tempat-tempat tersebut dibandingkan kalau harus jalan dari bandara.
writravelicious naik kereta banyuwangi surabaya

Langganan kereta api yang sering writravelicous naiki adalah kereta pagi ke arah Jakarta. Berangkat subuh aja, sampai Jakarta jam sebelas-an, sudah bisa langsung cap cus ke venue lokasi acara. Pulangnya bisa naik kereta malam, sampai Semarang pagi menjelang subuh. Nah kan irit, nggak harus pakai menginap di Jakarta-nya. Ya kan...

writravelicious  KRL an
 Kalau naik kereta macam KRL antar titik di Jabodetabek, atau naik kereta skyway dari Imbiah Station atau naik MRT Singapore sih kita bisa beli mendadak di loket ya. Eh termasuk kalau naik kereta bandara di Medan menuju dan dari Bandara Kuala Namu.
writravelicious  at Imbiah Station Sentosa Island Singapore

writravelicious  at kereta bandara Medan

writravelicious  at MRT Singapore
 Lha tapi kalau naik kereta yang antar kota alias naik kereta-nya KAI tuh kan nggak bisa ya asal jujug saja, alias mendadak. Ya bisa juga sih asal masih ada seat-nya. Itupun juga ada syarat-syarat harus membeli tiket beberapa jam sebelum keberangkatan. Terus harus check in juga satu jam sebelum keberangkatan yang harus dilakukan di stasiun keretanya langsung, atau kalau nggak begitu kita bisa ketinggalan.

Dus,  kalau kita bepergian dan mau pulang naik kereta juga, pasti harus memastikan ada seat buat kita pulang. Jadi beli tiketnya sekaligus pergi dan pulang. Yang berimbas pada waktu kepulangan kita sangat ketat. So kita nggak bisa punya keleluasaan untuk menambah waktu jalan-jalan atau menginap dulu misalnya jika kita berubah pikiran saat sudah berada di tempat tujuan.


Kayak waktu itu aku ada serangkaian road show di Bandung, kan aku ke radio Sonora, wisata kota Bandung, sharing  story telling di SMP Juara, dolan ke saung angklung udjo, sharing writerpreneurship di  pusat kota Bandung, sebenarnya kepikiran untuk menambah waktu buat explore Bandung lagi sebelum pulang. Tapi tiket kereta yang sudah dipesan mengharuskan aku lari-lari naik grab menuju stasiun untuk balik Semarang. Kan hiks hiks banget. Ya kan....








Eh lha kok ternyata Traveloka kini punya layanan apik lho. Ada program last minute booking – alias kita bisa pesan tiket sampai dengan 3 jam sebelum waktu keberangkatan. Kan keren banget tuh. Jadi bisa fleksibel banget perjalanan kita, alias bisa traveling mendadak. 

Apalagi Traveloka juga sangat cepat dalam layanannya. Gak pakai nge-hang atau lola alias loading lama. Dan juga memberikan tips-tips berguna untuk kita dalam berkereta. Nih dia contohnya:



Kita bisa memilih tempat duduk sesuai keinginan. Tempat duduk paling nyaman di kereta adalah di bagian tengah gerbong. Tempat duduk tersebut paling stabil dan tenang karena jauh dari bordes, atau sambungan antar gerbong.
Duduk di samping jendela juga agar perjalanan tidak terasa membosankan. Pilih tempat duduk yang berseberangan dengan arah matahari untuk menghindari silau dan panas matahari sepanjang perjalanan.


Cari tahu tentang rute-rute alternatif dalam perjalanan. Misalnya, untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, terdapat rute alternatif Stasiun Gambir (GMR) - Stasiun Pasar Turi (SBI), Gambir (GMR) - Surabaya Gubeng (SGU), Pasar Senen (PSE) - Surabaya Pasar Turi (SBI), Pasar Senen (PSE) - Surabaya Gubeng (SGU), dan Pasar Senen (PSE) - Wonokromo (W).


Rute dari Stasiun Gambir biasanya lebih sepi dan tertata daripada rute dari Stasiun Pasar Senen. Sementara dalam memilih stasiun tujuan, pertimbangkan tiket kereta api yang stasiun tujuannya yang lebih dekat dengan pusat aktivitas Anda selama berada di kota tersebut.





**
Untuk  kerjasama  review, liputan, event, narsum dll
For reservation,  review and any other collaboration, 
please do not hesitate to contact at 085701591957 (sms/wa)
Line: diannafi57
Email: diannafihasfa@gmail.com






Postingan Lama Beranda

Daftar Blog Saya

  • DeMagz
  • dian nafi
  • Hasfa
  • hybrid writerpreneur
  • writravelicious

Popular Posts

  • 21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator
  • Desain Rumah Tinggal Blambangan
  • Gratitude Journal 2022 Dian Nafi
  • HASFA Architecture Design Consultant
  • Gratitude Journal 2021 #DNevents
  • Arsitektur Nusantara Yori Antar
  • Arsitektur Nusantara Mengkini dan Menanti
  • New Book: Unfairness by Dian Nafi
  • Dede's Design
  • Architecture Design Consultant Profile

Most Popular

Pelatihan Desain Tekstil

Pelatihan Desain Tekstil

21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator

21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator

Popular Posts

  • Pelatihan Desain Tekstil
    Pelatihan Desain Tekstil Pelatihan desain tekstil. Pengenalan desain tekstil, latihan gambar sg pensil, teknik outline, arsiran, go...
  • 21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator
    21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator  Ide sesungguhnya mudah dan gratis, eksekusinya yang mahal dan sulit. Bukan saja karena mem...
  • Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar
     Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar   Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar Belajar sering kali dipersepsikan sebagai sesua...
  • Gratitude Journal 2021 #DNevents
     Gratitude Journal 2021 #DNevents Nih dia list gratitude jurnal tahun-tahun sebelumnya: #DNevents 2020 #DNEvents 2019 #DNEvents 2018 #DNEven...
  • Gratitude Journal 2022 Dian Nafi
    Gratitude Journal 2022 Dian Nafi   Nih dia list gratitude jurnal tahun-tahun sebelumnya: #DNevents 2021 #DNevents 2020 #DNEvents 2019 #DNEve...
  • Arsitektur Nusantara Yori Antar
    Arsitektur Nusantara Yori Antar Selama tdk sadar betapa kayanya negeri kita, tak mungkin create better Cagar budaya versi barat, ka...
  • Motif Polkadot Dan Tips Dari Hasfashion
    Motif Polkadot Dan Tips Dari Hasfashion Pasti teman-teman tidak asing dengan motif polkadot ini. Yups, tren ini kembali mengalami ke...
  • Workshop Desain Fashion
    Workshop Desain Fashion Workshop Desain Fashion disertai pelatihan cara membuat berbagai cat untuk bahan tekstil. Cara buat cat pig...

Cari Blog Ini

Events

  • Events 2022
  • Events 2021
  • Events 2020
  • Events 2019
  • Events 2018
  • Events 2017
  • Events 2016
  • Events 2015
  • Events 2014
  • Events 2013
  • Events 2011-2012

Archive

  • ▼  2025 (10)
    • ▼  September (1)
      • Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2024 (25)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2023 (32)
    • ►  Desember (5)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2022 (36)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (31)
    • ►  Desember (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (89)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (38)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2019 (61)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (24)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2018 (46)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (108)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (57)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (36)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (29)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  September (1)

Make a Difference with Education

Make a Difference with Education

Pages - Menu

  • Hasfa Institute
  • Hasfa Architecture Consultant
  • Hasfa Books & Publishing
  • About and Contact Hasfa

Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

Novel K-San

Novel K-San

Categories

Buku 116 arsitektur 87 Pelatihan 58 Novel 53 tips 34 cerpen 15 perempuan 11 pesantren 11 motivasi 10 puisi 10 pengembangan diri 8 enterpreneurship 7 spiritual 7 novela 4 anak 2 komik 2

Advertisement

Responsive Advertisement
  • Home
  • Books
  • _Fiksi
  • __Cerpen
  • __Novel
  • __Puisi
  • _Non Fiksi
  • _Cerita Anak
  • _Fantasi
  • Institute
  • Arsitektur
  • Foundation
  • Contact

Advertisement

AD BANNER
  • Home
  • Kelas Blog to Book
  • Kelas Writerpreneurship
  • Kelas Memoir Biografi
  • Kelas Artikel
  • Kelas Creative Writing
  • Kelas Novel
  • Kelas Cerpen
  • Kelas Menulis Fiksi
  • Kelas Penerbitan
  • Kelas Menulis Buku
  • Kelas Enterpreneurship
  • Kelas Puisi
  • Kelas Script Film

hasfriends

hasfriends

Tags

  • Kelas
  • Pelatihan
  • event
  • fiksi
  • non fiksi
  • puisi
  • review
  • tips

Hasfa Institute

  • Kelas Blog
  • Kelas Content Writing
  • Kelas Copy Writing
  • Kelas Digital Marketing

Copyright © 2016 Hasfa. Created by OddThemes