Broadcasting Vs Narrowcasting
broadcasting vs narrowcasting - how do you handle it?
Partly depends on the objective. e.g. when I do webinars for groups like Georgetown alumni
The broader topics draw a much broader audience (more sign ups), however the best conversations and clients have come from narrow topics that have appealed to fewer of the target market.
This captures the essence. Narrow over broading
Dorie Clark's "Entrepreneurial You," which is filled with numerous valuable insights and tips around a lot of the things about this discussion
and the other book, titled stand out
keep in mind that she is a b2c model and it took her 8 years to reach the kind of success that she's writing about
Good to have an appreciation for other’s work,lest people fall into the trap of comparing themselves
Hope to find nuggets to translate to B2B process.
she did help us with HARO and increasing our comfort with self marketing
"people like me....do things like this" Seth Godin, building on Cialdini's social proof
Love how Seth Godin boils things down
Also— building those relationships is fun, isn’t it? :)
Content find audience
Audience find content
Only put high quality content
It becomes our portfolio to lead people
People can come because of the content or because of the broadcoaster
We need entrypoint
Start by unknown
Enlarge with something spesific
Smaller, more practical
How much the audience know
How much they pay attention, care
Who is the potential guest
Focus on their problem
Have something to say
Engage the audience
tutorial series on how to suggest people approach starting a podcast
Take it seriously
How to build audience
We can have zero listener
And thousands podcast series
As long as we have connection with the subscribers
There is mutuality
Person can refer
We don't know who know who
Can be neighbours, relatives etc
We need to add interesting things, interest things, on and on
We have to now how much we can do marketing etc
Treat others as a team
Light up their funs
Quickest, easier
Short brief description
Touch, change someone
Pick up this person
Spesific client
Targeting this one
favorite Seth quote:
Don't find customers for your products, find products for your customers.
Ethnographic Field Notes
Zoominar Leiden Ethnographic Field Notes kemarin memasuki bagian terakhir setelah 7 seri sebelumnya sukses digelar.
Baca juga:
Zoominar Riset Etnografi
Menulis Riset dengan Metoda Etnografi
Zoominar Penelitian sastra
Berikut beberapa rangkuman sesi terakhir ini:
Kadang kita nggak tahu mana data penting dan tidak. Setelah 1 tahun baru nyadar, lah knapa data kemarin tidak diambil, tidak dipakai padahal ternyata penting.
Beda #fenomenologi dan #etnografi?
Hampir sama
Fenomenologi berangkat dr fenomena. Knapa itu tjd dst
Memori peneliti, kdg kalau capek berpengaruh juga
Riset bisa berbulan2
Tema utama muncul,dilist dulu
Saat mengolah data,bisa kacau banget, perlu penelusuran temuan2nya berdasarkan list tema utama
Tdk pakai tool tertentu
Mentranskrip sebagian dg bantuan alumni sosioliologi
Tdk semua krn terlalu byk
Time frame periodisasi data jelas
Tp kdg ada data2 sblmnya yg relevan tp tdk diambil saat timeframe
Bisa tetap berguna, meski 10-20 th lagi
Jgn buang data, transkrip, krn akan sangat bernilai
Bikin tabel, kategori2, blok satu sama lain
Onenote hy utk klasifikasi
2 software envivo, dan apa gak jelas eh
Bikin catatan samping atas apa2 yg perlu diinterpretasi
Kalau gak pakai software, mmg susah saat memakai data
Data management plan
Memory collective
Kalau manual, kunci dan panduan dg tema, keyword, kategorisasi
Bhkn keyword bisa utk cari data tambahan
Struktur berdsr keyword
bagaimana membangun raport penilitian pada partisipan pada isu yang sensitif?
Bgm membatasi diri pd saat penelitian di lpgn, agar penelitian tdk keluar jalur dr rancangan penelitian yg sdh dibuat. Mengingat dg penelitian yg berlangsung lama, ada kemungkinan keterlibatan subjektif peneliti dg responden bisa membuat kita keluar jalur dr rencana awal riset
Kalau ada hal2 yg tdk kita ketahui, lalu muncul, justru kita beruntung
Tdk jarang mengumpulkan hal2 yg spt tdk relevan. Tahu berguna/tdk, stlh menulis.
Patokan pd pertanyaan penelitian
Teori juga membantu
Peran subyek membangun narasi itu penting,mk mengikuti khdpnnya penting
Konstruksi agensi
Genealogi gerakan
Proses konseptualisasi justru terbnetuk stlhnya
Imbangi dg faktor2 non struktural
Data2 lain yg muncul bisa jd bencana/berkah
Tetap berpegang pd tema, tujuan,pertanyaan riset, agar tdk keluar jalur
Ngomongin kekerasan 65 saat wawancara ttg pabrik era kolonial
Sptnya tdk berhbgn, tp knapa narasi itu muncul terus tiap wawancara
Ternyata relasi thd perubahan sistem
Malah jd pembahasan tersendiri dlm 1 bab
Bgm memori2 tsb terbentuk krn terkait relasi kuasa
Ternyata tdk keluar jalur, tp menerangkan bgm memori bekerja
Apakah penelitian lapangan harus menyiapkan beberapa proposal alternatif?
bagaimana karakteristik pembimbing2 dr Eropa?
Apakah boleh diperlihatkan contoh catatan2 lapangan yg dibuat oleh para narasumber? supaya kita dapat mencobtoh bagaimana membuat catatan lapangan yg baik berdasar cara kerja etnografer
Rata2 proposal PhD berubah
Ada pergeseran2
Awaliset perbandingan pekalongan&banten
Ternyata berubah,dr dinamika politik lokal mjd representasi
Bentuk proposal studi etnografi tdk pernah permanen,trus menerus dinamis,justru dianjurkan
Tdk ada pertanyaan sama dr awal sampai defence
Jd kalau ada yg tanya dan mau lihat proposal, butuh menyesuaikan dg yg minta agar lebih akomodatif
Isu sensitif, subyektif, etika, konsen
Soal konsen tdk bisa tertulis
Apalagi jika terkait petani, buruh
Konsen dg lisan
Nyatatnya tdk di depan responden
Semua riset pasti subyektif
Bgm memastikan riset tdk bias
Susah juga jk berhdp dg korban dg mrk yg membantu melakukan opresi
Kt gak bisa lepas dr emosi manusiawi,tp tetap punya panduan
Kdg butuh bolak balik bertemu, jeda, krn nahan emosi
Problem penggunaan nama informan
Dlm bbrp studi digunakan apa adanya
Kdg menyembunyikan nama
Tapi repot juga kalau menyangkut tokoh yg jelas2 ada di 1 tempat
Jk menyangkut 2 kelompok berseteru,juga sembunyikan nama
Persoalan bgm menerjemahkan
Terlibat secara emosional, shg narasi konsep yg kita bangun spt cermin, apa yg kita lihat yg kita serap
Memberi jarak yg cukup jd penting juga, Manage jeda, kembali lagi
Diskusikan dg pembimbing
Lihat variasi2 gerakan lain yg bermacam2
Studi2 gerakan buruh di indonesia
Mjd radikal krn industrialisasi, eksploitasi
Yg kebaruan adl soal ketokohan
Agensi punya kontribusi thd gerakan
Strategi
Buat catatan samping
Tdk mencampurkan antara data dg persepsi sendiri
Ada buku notes berantakan, campur2, pikiran2 sendiri,coretan2 responden
Ada catatan yg lbh rapi di komputer, jurnal, cerita apa yg ditangkap 5 indera
Tulis smua bahkan hal2 yg tdk berhbgn dg riset
Byk pengalaman dg hal2 yg tdk diceritakan, tersembunyi, bisu, tdk bunyi
Etnografi of silence
Melihat kebsuan tdk sebagai sesutau yg tdk ada
Misal soal tempat yg selalu muncul dlm wawancara
Monumen trisula dibgn utk memperingati kolabirasi sukses tentara dan petani menumpas pki
Narasi responden tdk sama dg apa yg monumen itu ingin narasikn
Gedung pertemuan trisula dibgn koramil
Utk acara umum,komunitas
Tp ternyata dibgn dg kontribusi org2 wajib lapor(dianggap terlibat pki)
Cerita2 muncul justru stlh ngomongin gedung tsb
Menelusuri kebisuan dg cara2 tsb
Melakukan riset sambil melakukan advokasi, activism
Dekat dg teman2 di dunia itu, iya
Memengaruhi thd aspek2 normatif, apa yg dianggap baik dan tdk
Menyerap gagasan2 bhw buruh py hak2 tertentu
Fgsnya sebatas peran aktifis dg akademisi
Pilihan masing2
Ongkosnya?
Ada teman yg memberi porsi akademisi dan aktifism
Cost: waktu.
Bgm mengatur perhatian antara keduanya
Artikel advokasi cepat
Artikel akademis butuh kontemplasi
Memikirkan strategi2
Merefleksikannya sbg tinjauan kritis
Bolak balik antara teoris dan praktis
Bukan cost tapi berkah
Krn makin dekat dg empirik, justru dpt tambahan2 kekayaan2 wawasan dst
Ktk memilih pendekatan etnografi, butuh kerendahan hati, mendengar subyek, shg data melimpah terbuka
Siap belajar di lpgn
Ada perubahan2,shg data yg tadinya tdk bermanfaat jd bermanfaat
Jgn takut keluar dari pakem2 dan kerangka2 yg kita pelajari
kalau pakai teori knowledge, smua teori ada berdasarkan konteks
Film The Kissing Both
Sudah ada yang nonton Film The Kissing Both?
Bingung kan kalau harus berada di antara cinta dua pria yang sama-sama ganteng dan sama-sama baiknya. Mamam tuh! He he he he
The way John Ambrose and Marco deserved better but got rejected breaks our heart. Agree or not, these were the better guys than the main ones.
ini dia beberapa quote terbaik dari film ini.
kita pas liat marco ngomong ini langsung senyum meringis
The fact that he didn't force Elle to love him back and let her choose what she want making me more sadder he really deserves better Marco :((((
Marco reallyyy teach us something here.
This kind of love is the best definition of love. It's not all about compromise and trust its all about the love itself the space in our heart for forgiveness and letting go someone we really love.
Elle ended up with Noah. At first we thought she was gonna end up with Marco knowing how sweet and caring he is towards Elle but at the same time Elle is in love with Noah so you can't do anything about that.
Ada yang komen gini:
Sepanjang nonton trus seperti main kapal kapal an, sama noah sama marco noah marco noah marco. Oleng sana oleng sini. Trus kesel banget sama chloe, ya walopun dia nggak jahat sih. TAPI EKSPRESINYA SUKA KEK MO NGAJAK RIBUT GITU KALO LIAT ELLE. KEK MANA NGGAK MAO CURIGA
Ini komen netizen lainnyai know hes fine tp mnrt gw Elle lebih pas sama Noah... si Marco trllu menye2 kt gw si. Tipe yg suka gombal.. gk cocok sm style nya Elle
Gak kebayang jadi si Elle, harus milih antara Marco atau Noah. Duh
marco baik banget terus tatapannya jujur dan tulus banget. Nangis.
KALAU KAMU, PILIH YANG MANA?
Noah or Marco from #KissingBooth2
Imagine? He got rejected but still knows her worth?
Kelas International Geneology Islamic Feminism (2)
Kelas International Geneology Islamic Feminism ini diselenggarakan oleh Reducate bareng bu Etin Anwar, Ph.D. Beliau seorang ilmuwan diaspora Indonesia yang menjadi dosen di Amerika Serikat. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Jurusan Studi Agama dan sekaligus seorang Professor Associate di Hobart and William Smith Colleges, New York.
Baca kelas sebelumnya juga:
Kelas International Geneology Islamic Feminism (1)
3 tipe muslim learners
Refleksi
Proliferation era
Response to gender and feminism
Intersecting factors
Western, asian, indonesian convergence on feminist equality
Feminist and islamic feminist approaches: a comparison
From islamic feminist theology to islamic feminism
A brief overview of feminist islamic theology
Islamic feminist equality
Conclusion
Peserta Kelas ada yang bertanya bagaimana pandangan terhadap praktik poligami hadrotus syeikh hasyim asy'ari? sang pencetus Nahdlatul Ulama
Poligami seringkali pertimbangannya sosial dan biologi Bukan pertimbangan teks
Pre teks, stlh poligami ditanya, baru bunyi alias mengemukakan alasannya.
Rasulullah juga menyarankan poligami atas dasar pertimbangan sosial
Yatim itu dlm tribalism. Rasul merasakan bgm mjd yatim
Konteksnya sosial, bukan teologis
Saat nabi Muhammad duda, bibinya yg ngurusin. Bibinya bilang, nikahlah biar ada yg urus.
Kalau ke aisyah, sdh dijodohkan.
Tapi ada juga a,b,c
Nabi menyerahkan urusan tsb pd bibinya
Nikah itu konteksnya sosial. Ada kontraknya. Ijab kabul. Yg asalnya org lain, jd milik kita. Yg asalnya gak boleh sentuh, jd boleh sentuh
Begitu cerai, itu jd orang lain.
Poligami itu kontrak sosial
Pernikahan juga kontrak sosial
Bisa berubah
Masalahnya kita suka membuatnya mjd sakral, shg perempuan diikat keras2 dg pernikahan
Istri ijin ke suami konteksnya keterbukaan informasi. Bukan hanya buka baju.
Mendiskursuskan, menarasikan.
Beda feminisme di:
Barat, kritisi struktur
Iran, kritisi struktur
Indonesia,kritisi praktek budaya. Masih dalam proses
Emergence,development,systemation islamic feminism
Siapa yg berkuasa di ruang publik
Ada 5rb perguruan tinggi. Rektor perempuan hanya 8 orang
Kenapa?
Kita belum meng-address hirarki
Malah kitanya sendiri masih ingin dipakai rektor, utk meng-opress org lain
Malah senang orla disingkirkan
Suka judgement dst
Mendobrak penafsiran msh diskursus
Angle perlu, agar bisa simpati pd buruh dll
Masih ada keterpisahan kelas, tp tdk merasakannya.
Belum sistematis dlm mengentaskan kemiskinan perempuan
Tdk menjadi faktor dlm perbincangan
Diskusi di breakout room
Challenge for islamic feminism
Perempuan dianggap sbg secondary being
Ketdkadilan menimbulkan gerakan2 feminism yg diinspirasi dr barat. Shg byk yg tdk terima, krn khawatir tdk islami
Knapa muslimah tdk mèlihat dg approach islami
Pembelajaran panjang bagi smua utk paham islamic feminism
Agar bisa diterima masyarakat
Feminis berusaha menyuarakan orang tertindas karena sistem
Misal: agar org bisa melihat karyanya sbg muslimah
Islamic feminis melekatkan kehadirannya sbg entitas lengkap
Merasakan kehadiran Tuhannya secara utuh
Kalau ada kontra, di kristen juga ada, sama
Teks2 sbnrnya bisa dipahami scr adil gender
Perempuan bs jd produsen pengetahuan dg riset pakai islamic feminism approach
Islamic feminism jd jwbn byk org selama ini. Memudahkan utk diterimanya feminism lewat approach ini, drpd jk menggunakan feminisme saja.
Kenapa seringkali proses mencari kebenaran malah mjd proses mencari pembenaran
Kadang yg muslim malah tdk sesuai dg islam
Tujuan akhir islamic feminism utk transforming masyarakat
Membantu meneliti penerapan produk hukum, apa bs diaplikasikan adil juga utk perempuan
Kalau ditolak, apakah krn label feminismenya atau krn islamnya
Label islam sering dijual utk kepentingan politik
Apa tdk malah jd ganjalan, jk pakai label islam utk feminism
Bs utk metoda riset, dan program2 kegiatan masyarakat
Bias kata feminism?
Yang penting, assesment masyarakat
Shg bisa menyesuaikan dg kebutuhan masy
Tuj riset utk apa
Kurasi?
Resistensi?
Value feminism besar
Buat program tanpa kata feminism, tapi isinya membantu perempuan. Biar tdk ditolak. Jgnkan program, orgnya juga bisa ditolak kalau tdk ada trust
Byk pionir islamic feminism dr nahdliyin, tp masih minoritas, butuh perjuangan utk me-mainstream-kan ke mayoritas akar rumput yg masih suka pakai paradigma lama,spt konco wingking dst
Kyai2 pesantren justru berani pakai wali mujbir utk bisa poligami
Aisiyah sdh aplikasi juga,tp kdg masih membatasi pd hal2 tertentu, musti balik ke yg dianggap 'islami'
Generasi milenial bhkn belum paham islamic feminism.
Diskusi breakout room
Reborn feminism justru melegitimasikan patriarki baru
Jd perlu epistemologi islam.
Bisa lewat struktural,formal
Tulisan, diskusi, bhs sama adl senjata
Dg sudut pandang post kolonial, pdhl korban bisa bicara dr perspektif dirinya sendiri. Tapi knapa tdk berani
Spirit sama, inklusif humanity, bgm mjd social transformation butuh berbagai pendekatan yg komprehensif. Interdisiplin
Islamic feminism bs jd metodologi riset
Dr epistomologi, ontologi, aksioma, masih butuh perjuangan panjang
Yuk lakukan pemberdayaan utk diri sendiri dan masyarakat
Sharing di 2 Komunitas Literasi
Alhamdulillah pekan ini dibuka dengan dua kali sharing di dua grup komunitas literasi yang berbeda. Senin sore di DeresLiterasi, Rabu malam di grup Ibu Ibu Doyan Nulis.
Berikut beberapa cuplikannya ya.
Cekidot....
TENTANG KEPENULISAN
Salam kenal teman2 semua. Apa kabar. Semoga semua sehat
Semuanya sdh punya buku ya. Yang belum punya, yuk terus semangat membaca dan menulis.
Dari sekarang mulai merancang, mau nulis buku solo apa. Sdh punya bayangan belum?
Aku ingat kata2 dari salah seorang guru menulisku. Bahwa setiap pemain baru, punya keberuntungannya. Have their luck key.
Buku Nggak harus banyak juga sbnrnya. Sedikit tapi joss banget, masterpiece, malah sangar
Semakin lama nulis, yg terasa biasanya kita merasa tambah bodoh aja, merasa makin butuh banyak belajar lagi. Tapi mmg justru di situlah asyiknya menulis. Belajar dan belajar terus
sdh tahu harus mau ke mana.
Asal tahu tujuannya, insya Allah kita akan sampai. bisa lewat mana saja.
Krn itulah outline penting sebagai panduan, agar memudahkan kita melalui relnya
first draft is shit. Draft pertama biasanya jelek. Karena itu perlu revisi, perbaikan, improvement atau kalau perlu rewriting, tulis ulang.
Kalau nulis yg dramatis jadi takut, mungkin perlu beri jarak antara dirimu sebagai pencerita dg tokoh dlm ceritanya. Ini main mental sih. Tapi dengan jaga jarak, rasa takut/khawatirmu akan berkurang, kamu sbg penulis mmg bertugas memcatat saja kan
Siapkan juga premis 1-2 kalimat, yg bisa digunakan utk pitching.
Siapa tahu ketemu editor/penerbit/PH di lift, dan hanya punya waktu 3 menit, dg premis/logline itu bisa membuat mereka tertarik menerbitkan karyamu
Contohnya:
Novel mengejar mukti itu tentang si Mukti yg mencari silsilah keluarga besarnya begitu mendengar cerita kalau dia masih keturunan sunan demi punya gengsi di depan cewek yg ditaksirnya tapi lagi ditaksir cowok berdarah biru. Setelah perjalanannya ke berbagai kota dengan susah payah, ternyata silsilahnya zonk tapi dia dapat pengalaman dan pembelajaran bahwa mukti/kemuliaan itu bukan karena silsilah/keturunan tapi sebab kontribusi/sumbangan pada umat/lingkungan
Menulis perjalanan hidup pribadi atau memoir, bisa dimulai dg bagian mana yg paling berkesan/menarik dr hidupmu
Tulis berdasarkan tema itu.
Pengembangannya bisa berdasarkan urutan waktu atau dibuat macam novel, dibuat drama 3 babak
Bisa ikut kelas online menulis memoir nih
https://www.hybridwriterpreneur.com/2020/07/kelas-online-menulis-memoir.html
Bisa baca juga tips2 menulis memoir yg kubagikan dalam 11 postingan tulisan
https://www.hasfa.co.id/2020/06/tips-menulis-memoir-11.html
Perbanyak membaca, perbanyak referensi, agar tulisan kita kaya, dalam, luas dan bertenaga.
Niatkan menulis sbg ladang amal jariyah juga agar pahalanya terus mengalir meski kita telah tiada
Menulis juga bisa menjadi jalan tasawuf, membersihkan diri,membeningkan jiwa, karena lewat menulis sesungguhnya kita bercermin, merefleksi diri dan kehidupan
Ada penulis yg bisanya menulis fiksi saja, non fiksi saja, artikel saja.
Ada yg juga bisa semuanya.
Tergantung pilihan, prioritas juga kemampuan
Tapi semua layak dijajal. Semakin jauh kita mengeksplorasi diri, makin banyak pelajaran kita dapat. Jadi tahu kekuatan dan kelemahan kita juga
Apa bisa menulis bakat? Kalau gak bakat gak bisa?
Bakat juga perlu diasah terus menerus.
Yg tadinya belum ada bakat, bisa belajar, banyak baca,banyak berlatih terus menerus
Cara menjaring ide:
peka
selalu pasang radar penulis
Latih 5 indera juga indra keenam utk menyerap dg cepat apa2 yg menarik
Selalu bawa note kecil dan bolpen utk menangkap dan menuliskan ide yg lewat
Membuat konflik greget
Kontraskan antara harapan dan kenyataan, impian keinginan dan realita
Perketat pilihan yg ada
Persempit waktunya
**
TENTANG PENERBITAN INDIE
Penerbit Indie adalah penerbit berskala kecil yang memiliki modal kecil. Segala biaya yang dibutuhkan untuk menerbitkan buku ditanggung oleh penulis. Namun, ada juga penerbit indie yang menanggung biaya penerbitan. Biasanya buku yang dicetak tidak banyak dan penjualan buku dilakukan secara online.
Apakah mudah menjalankan penerbitan indie? Apa suka dan dukanya?
Mbak Dian Nafi akan berbagi cerita tentang suka dukanya dalam mengelola penerbitan.
Lalu host membagikan profil Dian Nafi:
Dian Nafi. Creative and Digital Enthusiast. Lulusan Arsitektur Undip yang suka jalan-jalan, menulis fiksi dan non fiksi seputar kepesantrenan, kemuslimahan, kewirausahaan, motivasi dan pengembangan diri.
Tulisan dimuat di beberapa media, 37 buku dan 94 antologi/omnibook diterbitkan oleh 17 penerbit Indonesia. Di antaranya: Jendela-Zikrul Hakim, Quanta-Elexmedia, Bentang, Gramedia Pustaka Utama, Leutika, Hasfa, Imania-Mizan, Familia, Qudsi, Bypass, Javalitera, Plotpoint, Grasindo, Diandra, Divapress, Erlangga, Prenada, Nuansa, Visi Media, Indiva, dll.
Founder Hasfa, pegiat banyak komunitas, Litbang Fatayat NU Demak, Sekretaris KBIH Muslimat NU, Litbang CodingMum Bekraf, Kabid Organisasi GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Demak, Ketua Divisi Sastra DKD (Dewan Kesenian Daerah) Demak, Coach Gramedia Academy, Trainer Woman Will by Google, Trainer Gapura Digital by Google.
Profilnya dimuat di Harian Analisa Medan (2011) Buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia (KosaKataKita, 2012) Jawa Pos-Radar Semarang (2013) Alinea TV (2014) Koran Sindo (2014) Tribun Jateng (2015) Nakita (2016) TVKU (2018) kabareSemarang (2019)
Pemenang Favorit LMCR ROHTO 2011 dan 2013. Penulis Terpilih WS Kepenulisan PBA dan KPK 2011,
Menang Lomba Menulis bersama A Fuadi, dan antologi tersebut terpilih sebagai nominasi kategori Buku dan Desain Sampul Non Fiksi Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia 2012,
Penulis Terpilih WS Cerpen Kompas 2012, Award PSA Grasindo 2013 dan 2014, Award BulanNarasi PlotPoint 2015, Novel Gus masuk short list kategori Desain Sampul Fiksi Favorit Anugerah Pembaca Indonesia 2016,
Penerima Apresiasi Literasi dari Bupati 2017, Finalis Lomba Penyusunan Bahan Bacaan Pengayaan Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Sekolah Dasar Balai Bahasa Jawa Tengah 2018,
Finalis Fellowship IBT Tempo 2018, Selected Paper Presented on International Conference at Radboud University, Nijmegen, Netherland 2019.
085701591957
081328767574
diannafihasfa@gmail.com
www.dian-nafi.com
www.hybridwriterpreneur.com
www.writravelicious.com
www.hasfa.co.id
www.demagz.web.id
IG dan youtube: diannafi
Twitter: ummihasfa
Linkedin: nafidian
https://www.researchgate.net/profile/Dian_Nafi2
http://scholar.google.com/citations?user=ce5u5mAAAAAJ&hl=id
https://orcid.org/0000-0002-2714-9775
http://sinta2.ristekdikti.go.id/authors/detail?id=6699291&view=overview
Terima kasih mbak Fitri, mbak Fu dkk teman-teman IIDN. Smoga semua sehat dan diberkahi
Mungkin kita bisa mulai dengan Sekilas cerita sedikit tentang hasfa publishing kali ya.
Hasfa publishing lahir 25 oktober 2010. Jadi saat itu saya sedang sangat ingin ikut seleksi ubud writer reader festival uwrf, terus karena syaratnya harus mengirim buku terbitan cetakan sementara deadline sudah mepet dan gak mungkin keburu kalau harus kirim naskah dulu ke penerbit mayor, akhirnya kita terbitkan mayasmara sendiri. So lahirlah hasfa publisher. Demikian
Setelah novel Mayasmara, kemudian hasfa publishing menerbitkan novel Segitiga, Lelaki : Kutunggu Lelakumu , Kencantren Pondok Comblang. Juga buku antologi puisi TigaBiruSegi
Setelah itu, banyak teman-teman yang minta tolong diterbitkan bukunya. Alhamdulillah hasfa publishing sudah menerbitkan sekitar 200 an buku teman-teman
200 an judul ya. Dengan jumlah cetakan beragam, beda beda. dan ini alhamdulillah masih nambah terus
Nah karena judulnya suka duka. Sekarang kita cerita sukanya dulu, atau dukanya dulu nih?
Dukanya banyaaak.
Antara lain. Buku buku yang kita terbitkan kalau mau masuk toko buku besar kan ada minimal cetakannya ya. Waktu itu pernah minimal 1000 eksemplar. Nah kita cetak sebanyak itu
Padahal lama tayang di rak buku toko samgat sempit karena bnayak judul lain sudah antri. Jadi selanjutnya buku nggak dipajang lagi. Lalu jika dalam masa periode tertentu masih ada stock, tentu saja dikembalikan alias retur. Nah returan buku yang berkardus kardus ini PR banget. Jadi musti menyiasati dengan jual di pameran, marketplace dan juga event event talkshow, workshop
Duka berikutnya:
Distributor yang kerjasama dengan kita kadang ada yang kurang amanah juga, alias laporannya kurang rapi sehingga transferan juga telat. Kita musti rajin ngoyak ngoyak buat dapat laporan penjualan dan transferannya
Harus pinter pinter cari rekanan yang bisa kerjasama dengan baik dan amanah.
Kalau ada cerita antara duka dan suka itu masuknya dalam duka atau suka ya?
Masuknya cerita lucu kali yaa
Jadi yang serunya antara lain aku memakai duit fee desain arsitektur (karena aku arsitek juga) dan royalti juga down payment dari hasil aku nulis buku-buku di penerbit mayor, untuk membiayai cetakan buku buku indie ini
Duit hasil penjualan buku buku indie diputar lagi buat mencetak buku buku terbitan berikutnya
Aku lupa duka lainnya, sekarang kita ngomongin sukanya ya
Alhamdulillah karena membantu menerbitkan banyak buku teman-teman, aku jadi nambah teman dari sabang sampai merauke, bahkan teman teman kita yang tinggal dan tugas di beberapa negara lain.
Ketika sedang ada acara keluar kota, keluar pulau, keluar negeri, aku bertemu teman teman ini dan mereka menemani jalanjalan keliling kota mereka. Kebayang kan senangnya
Nah, ketika aku akhirnya dapat golden ticket dari uwrf dan pergi ke ubud, akhirnya aku juga ketemu beberapa teman yang pernah menulis di hasfa publishing, dan kebetulan mereka menjadi emerging writers dan panelis di uwrf. Oh subhanallah alhamdulillah itu rasanya menyenangkan sekali. Senang dan bangga. Berasa kayak ketemu anak anak sendiri yang menghebat
Rasa senang dan bangga lainnya adalah ketika teman teman yang menerbitkan indie ini dan punya pasarnya sendiri yang sangat besar, mereka bisa menjual buku 300 eksemplar dalam sebulan, lewat PO pre order. Tentu saja hasilnya lumayan, secara finansial, dan secara ideologis dan sosiologis, juga impactful karena idenya dibaca banyak orang. Dan jika ini hal baik yang diamalkan, tentu menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski penulisnya sudah tiada.
Penerbit bantu upload di web, marketplace, sosmed. Penulis musti aktif promosi sendiri agar laris bukunya
Seru yang lain adalah saat menyiapkan buku teman teman ini. Karena ada proses tektokan menyiapkan cover, editing, layout, dll. Alhamdulillah ada beberapa teman yang bantu untuk melakukan pekerjaan pre cetak ini. Jadi punya beberapa outsource, resource sangat membantu, apalagi jika pas loadnya banyak banget, ada beberapa buku yang harus digarap dalam waktu hampir bersamaan
Yang juga menyenangkan adalah karena kita tahu harga produksi bukunya terjangkau, dan kita punya banyak stock, kita jadi bisa membagi-bagikan buku2 ini kepada yang kita mau. Misal dibagikan untuk taman baca, perpustakaan, pesantren, rumah yatim piatu, sekolah sekolah dll. Bisa juga untuk kado pengantin dll