Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

 Justice from the Ground Up: Reflections on My New Book




When we think about justice, we often picture courtrooms, judges, and thick books of law. But for many women in Indonesia, justice doesn’t begin there. It begins in small, everyday spaces: a village hall where a paralegal patiently explains someone’s rights, a rented house that doubles as a safe space, or a WhatsApp group where survivors quietly seek advice.

These are the stories that inspired my new book, Co-Producing Justice: Grassroots Paralegals, Safe Spaces, and Women’s Empowerment in Indonesia.

The book explores how women and communities are building an ecosystem of justice that is not only legal, but also spatial and social. It highlights the powerful role of Muslimat NU paralegals who guide neighbors through complex legal systems, the importance of safe houses and consultation rooms as infrastructures of dignity, and the ways state–civil society partnerships can transform governance.

One of the key insights I share is that justice is not only about punishment—it is about protection, empowerment, and co-creation. Survivors are not just passive recipients of aid; they are leaders and decision-makers shaping their own futures.

Why does this matter? Because the challenges faced in Indonesia are not unique. Across the Global South, communities are asking how justice can be made accessible, safe, and culturally resonant. Indonesia’s story offers valuable lessons: how faith-based organizations can innovate justice, how digital tools are opening new pathways, and how women’s agency transforms entire communities.

I hope this book will serve as both a reflection and an invitation:
✨ A reflection on how far we’ve come in reimagining justice.
✨ An invitation to scholars, policymakers, and activists to join in co-creating a future where justice truly belongs to everyone.

If you’re curious, passionate, or working in the fields of gender justice, law, or community empowerment—I invite you to explore Co-Producing Justice and walk alongside the women and communities who are transforming silence into strength.

Read the book at google play book

also available at google books 

bit.ly/DianNafi


 


Setiap penelitian selalu berangkat dari pertanyaan. Namun, sering kali data yang kita kumpulkan terasa kering—seperti angka-angka tanpa nyawa. Padahal di balik angka, ada cerita. Ada pengalaman yang bisa memperkaya pemahaman kita tentang manusia dan dunia sosial.

Di sinilah Narrative Inquiry hadir.

Metode riset ini membantu peneliti menggali cerita dari partisipan, lalu menafsirkannya sebagai sumber pengetahuan yang bernilai. Dengan pendekatan naratif, penelitian bukan hanya sekadar laporan akademik, tetapi juga jendela untuk memahami pengalaman manusia dengan lebih mendalam.

Apa Itu Narrative Inquiry?

Secara sederhana, Narrative Inquiry adalah metode penelitian kualitatif yang berfokus pada kisah hidup seseorang. Cerita-cerita yang dikumpulkan bukan hanya menjadi data, tapi juga jantung dari penelitian.

Metode ini banyak digunakan di bidang pendidikan, psikologi, kesehatan, bahkan studi budaya—karena ia mampu menangkap nuansa, emosi, dan makna yang sering hilang dalam data kuantitatif.

Mengapa Penting untuk Dipelajari?

Bagi mahasiswa yang sedang menulis skripsi atau tesis, Narrative Inquiry bisa menjadi metode yang lebih dekat dengan manusia—sehingga proses penelitian terasa lebih hidup.
Bagi dosen atau peneliti, metode ini membuka peluang untuk menghasilkan riset yang tidak hanya akademis, tapi juga humanis dan menyentuh.

Belajar Narrative Inquiry dengan Mudah

Untuk Anda yang ingin mendalami metode ini, kini tersedia:

📘 Buku "Metode Riset Narrative Inquiry"
– Menjelaskan dasar-dasar konsep, langkah teknis, hingga contoh aplikasinya dalam penelitian nyata.

bisa dibeli via google play book
https://play.google.com/store/books/details/dian_nafi_Meruang_Cerita?id=cZ53EQAAQBAJ

atau via google book
http://books.google.com/books/about?id=cZ53EQAAQBAJ



🎓 Kursus Online Narrative Inquiry
– Membimbing Anda langkah demi langkah, mulai dari menyusun pertanyaan riset, teknik wawancara naratif, hingga menulis hasil penelitian yang kaya makna.

link kursusnya 
https://www.udemy.com/course/metode-riset-narative-enquiry/

Keduanya dirancang agar siapa pun—baik mahasiswa, dosen, maupun peneliti—bisa memahami Narrative Inquiry tanpa kebingungan.

Meneliti Bukan Hanya Mengumpulkan Data

Pada akhirnya, penelitian adalah tentang manusia. Narrative Inquiry mengajarkan kita untuk lebih peka, lebih mendengar, dan lebih menghargai pengalaman hidup orang lain.

🌿 Dengan belajar metode ini, Anda tidak hanya menghasilkan penelitian, tetapi juga menyuarakan kisah-kisah yang layak untuk didengar.



 


Pernahkah kamu merasakan, ada kalimat yang begitu lama berdiam di kepalamu, menunggu waktu yang tepat untuk lahir di halaman kosong?
Pernahkah kamu membayangkan, bagaimana jika kalimat itu bukan hanya mengisi lembar buku harian, tapi juga mengisi rekening bankmu?

Itulah yang saya rasakan bertahun-tahun lalu. Menulis, bagi saya, awalnya adalah pelarian—cara mengurai perasaan dan pikiran yang terlalu sempit jika hanya disimpan di dada. Saya menulis di buku tulis bekas, di sela-sela kuliah, di pojok kafe, bahkan di sudut pasar saat menunggu pesanan. Tidak pernah terlintas sedikit pun, bahwa kebiasaan ini bisa menjadi profesi yang menopang hidup.

Namun, hidup punya caranya sendiri untuk memberi kejutan. Cerpen pertama yang saya kirimkan ke sebuah media lokal dimuat, dan dari situlah semuanya bergulir. Honor kecil dari cerita itu saya gunakan untuk membeli buku tulis baru dan segelas kopi yang lebih enak. Saya tidak sadar, itu adalah bibit pertama dari perjalanan menuju writerpreneurship—sebuah perjalanan menggabungkan passion menulis dengan keterampilan wirausaha.

Menulis Lebih dari Sekadar Hobi

Banyak orang menganggap menulis hanyalah kegiatan hobi, bahkan sering kali “mewah” karena memerlukan waktu dan energi yang cukup. Tapi saya percaya, menulis adalah keterampilan yang bisa dikelola layaknya bisnis. Seperti usaha lainnya, menulis butuh strategi, branding, dan tentu saja keberanian untuk memasarkan diri.

Kenyataannya, karya yang baik tidak selalu ditemukan pembaca, kecuali kita yang membawanya ke hadapan mereka. Di sinilah mindset writerpreneur menjadi penting: kita tidak hanya menciptakan karya, tapi juga mengemas, memasarkan, dan memonetisasi karya tersebut.

Dari Buku ke Kelas

Saya menuliskan pengalaman, metode, dan strategi ini dalam buku Writerpreneurship. Buku ini bukan hanya memuat teori, tetapi juga contoh-contoh nyata, termasuk kegagalan yang saya alami—karena dari situlah pembelajaran paling berharga datang.

Di buku itu, saya mengurai hal-hal seperti:

  • Bagaimana menemukan ide yang bernilai jual

  • Cara membangun audiens pembaca

  • Langkah-langkah mengubah tulisan menjadi produk komersial

  • Teknik pemasaran karya di era digital

  • Menjalin kolaborasi yang menguntungkan

Buku ini menjadi pijakan untuk membuka kelas Writerpreneurship, di mana saya bisa berinteraksi langsung dengan para peserta, membedah karya mereka, dan memberi panduan personal. Bagi saya, kelas ini adalah ruang belajar bersama. Saya pun masih belajar dari pengalaman para peserta, dari cara mereka memandang dunia dan memproses cerita.

Mengubah Tulisan Menjadi Sumber Penghasilan

Salah satu kisah yang selalu saya ingat adalah seorang peserta yang awalnya ragu ikut kelas karena merasa tulisannya “biasa saja”. Ia tidak pernah mempublikasikan karyanya, apalagi menjualnya. Setelah kelas, ia memberanikan diri membuat e-book berisi kumpulan esai, memasarkan di media sosial, dan dalam dua bulan, ia berhasil menjual ratusan eksemplar digital.

Itu mengingatkan saya, bahwa writerpreneurship bukan soal siapa yang paling berbakat, tapi siapa yang paling konsisten belajar dan bertindak.

Mindset yang Harus Dimiliki

Untuk menjadi writerpreneur, ada beberapa mindset yang menurut saya wajib dimiliki:

  1. Profesionalisme — Menulis dengan komitmen waktu dan kualitas, sama seriusnya seperti pekerjaan lain.

  2. Ketekunan — Karya pertama mungkin tidak laku, tapi itu bukan akhir.

  3. Keberanian — Tidak semua orang akan menyukai karyamu, tapi itu tidak boleh menghentikan langkahmu.

  4. Keterbukaan — Mau belajar strategi baru, terutama di pemasaran digital.

Mengundang Kamu dalam Perjalanan Ini

Buku Writerpreneurship adalah panduan yang saya tulis dengan sepenuh hati, berdasarkan pengalaman nyata dan wawancara dengan para penulis yang sukses menghidupi diri dari karyanya. Sementara kelas Writerpreneurship adalah ruang interaktif, tempat kita belajar, bertanya, dan saling menginspirasi.

Kalau kamu pernah bertanya: “Bisakah saya hidup dari menulis?” — jawabannya adalah, bisa. Tapi seperti menanam pohon, butuh proses, perawatan, dan strategi yang tepat.

Mari kita belajar bersama.
📚 Buku Writerpreneurship → Beli di Google Play Books
🎓 Kelas Writerpreneurship → Ikuti di Udemy

Karena menulis adalah menanam masa depan. Dan masa depanmu, bisa jadi, dimulai dari satu halaman yang kamu tulis hari ini.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Daftar Blog Saya

  • DeMagz
  • dian nafi
  • Hasfa
  • hybrid writerpreneur
  • writravelicious

Popular Posts

  • 21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator
  • Desain Rumah Tinggal Blambangan
  • Gratitude Journal 2022 Dian Nafi
  • HASFA Architecture Design Consultant
  • Gratitude Journal 2021 #DNevents
  • Arsitektur Nusantara Mengkini dan Menanti
  • Arsitektur Nusantara Yori Antar
  • New Book: Unfairness by Dian Nafi
  • Dede's Design
  • Architecture Design Consultant Profile

Most Popular

Antologi Travinspira

Antologi Travinspira

Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar

Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar

Popular Posts

  • Antologi Travinspira
    Antologi Travinspira Antologi Travinspira By Kompenakita. Berisi  kisah-kisah  travelling perjalanan wisata jalan-jalan  backpackeran...
  • Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar
     Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar   Joy Learning: Merayakan Hidup dengan Belajar Belajar sering kali dipersepsikan sebagai sesua...
  • Arsitektur Nusantara Yori Antar
    Arsitektur Nusantara Yori Antar Selama tdk sadar betapa kayanya negeri kita, tak mungkin create better Cagar budaya versi barat, ka...
  • Dian Nafi: Literacy, Education, Media
    Dian Nafi: Literacy, Education, Media  field/research interests Dian Nafi: Literacy, Education, Media education S1 Architecture Universitas ...
  • New Book: Unfairness by Dian Nafi
      New Book: Unfairness by Dian Nafi Buku Baru: Unfairness by Dian Nafi tadinya memiliki empat alternatif cover. Ada yang covernya ungu biru ...
  • Selama Toko Buku Masih Ada
    Selama Toko Buku Masih Ada adalah salah satu panel  di Festival Literasi Patjar Merah Beberapa panel lainnya : Membawa Karya ke Kancah...
  • Corners Of Hasfa Camp Coworking Space
    Corners Of Hasfa Camp Coworking Space Butuh office space/desk buat start up dan spot bagi ekspresi serta usaha kreatifmu? Silakan pili...
  • Arsitektur Nusantara Mengkini dan Menanti
    Arsitektur Nusantara Mengkini dan Menanti Kebhinekaan Arsitektur arsitektur nusantara menggubah ruang dan bentuk, dalam prosesnya ada...

Cari Blog Ini

Events

  • Events 2022
  • Events 2021
  • Events 2020
  • Events 2019
  • Events 2018
  • Events 2017
  • Events 2016
  • Events 2015
  • Events 2014
  • Events 2013
  • Events 2011-2012

Archive

  • ▼  2025 (10)
    • ►  September (1)
    • ▼  Agustus (3)
      • Justice from the Ground Up: Reflections on My New ...
      • Menggali Cerita, Menemukan Makna: Belajar Riset de...
      • Menulis, Menghidupi: Perjalanan Menuju Writerprene...
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2024 (25)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2023 (32)
    • ►  Desember (5)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2022 (36)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (31)
    • ►  Desember (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (89)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (38)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2019 (61)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (24)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2018 (46)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (108)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (57)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (36)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (29)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  September (1)

Make a Difference with Education

Make a Difference with Education

Pages - Menu

  • Hasfa Institute
  • Hasfa Architecture Consultant
  • Hasfa Books & Publishing
  • About and Contact Hasfa

Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

Novel K-San

Novel K-San

Categories

Buku 116 arsitektur 87 Pelatihan 58 Novel 53 tips 34 cerpen 15 perempuan 11 pesantren 11 motivasi 10 puisi 10 pengembangan diri 8 enterpreneurship 7 spiritual 7 novela 4 anak 2 komik 2

Advertisement

Responsive Advertisement
  • Home
  • Books
  • _Fiksi
  • __Cerpen
  • __Novel
  • __Puisi
  • _Non Fiksi
  • _Cerita Anak
  • _Fantasi
  • Institute
  • Arsitektur
  • Foundation
  • Contact

Advertisement

AD BANNER
  • Home
  • Kelas Blog to Book
  • Kelas Writerpreneurship
  • Kelas Memoir Biografi
  • Kelas Artikel
  • Kelas Creative Writing
  • Kelas Novel
  • Kelas Cerpen
  • Kelas Menulis Fiksi
  • Kelas Penerbitan
  • Kelas Menulis Buku
  • Kelas Enterpreneurship
  • Kelas Puisi
  • Kelas Script Film

hasfriends

hasfriends

Tags

  • Kelas
  • Pelatihan
  • event
  • fiksi
  • non fiksi
  • puisi
  • review
  • tips

Hasfa Institute

  • Kelas Blog
  • Kelas Content Writing
  • Kelas Copy Writing
  • Kelas Digital Marketing

Copyright © 2016 Hasfa. Created by OddThemes