Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

 Ketika Ruang Tidak Lagi Sekadar Bangunan





Saya pertama kali menyadari bahwa ruang bisa “berbicara” saat berdiri sendirian di sebuah masjid tua, menjelang magrib.
Cahayanya lembut, angin masuk pelan dari sela jendela, dan entah kenapa dada terasa lapang. Tidak ada ornamen berlebihan. Tidak ada kemegahan yang memaksa kagum. Tapi ada ketenangan.

Di sanalah saya bertanya:
apa yang sebenarnya membuat sebuah ruang terasa menenangkan?

Pertanyaan itu kembali muncul ketika membaca buku Harmoni Islami dalam Desain Arsitektur: Mewujudkan Keindahan dan Kesejahteraan karya Dian Nafi dan rekan.


Arsitektur yang Tidak Berhenti pada Bentuk

Buku ini tidak dimulai dengan definisi teknis. Ia justru mengajak pembaca masuk perlahan, memahami bahwa arsitektur Islami bukan tentang kubah, lengkung, atau pola geometris semata.

Arsitektur Islami, dalam narasi buku ini, adalah cara berpikir tentang ruang.

Tentang bagaimana manusia menempatkan dirinya di antara alam dan Sang Pencipta. Tentang bagaimana bangunan tidak mendominasi, tetapi menyatu. Tentang keseimbangan—antara terang dan teduh, terbuka dan tertutup, ramai dan hening.

Saya merasa seperti diajak berjalan, bukan diajari.


Ketika Nilai Menjadi Fondasi

Dian Nafi menempatkan nilai Islam bukan sebagai tempelan simbolik, melainkan fondasi desain.
Tawhid, keseimbangan, kesederhanaan, dan kemaslahatan hadir bukan sebagai teori kaku, tetapi sebagai prinsip hidup yang diterjemahkan ke dalam ruang.

Ruang yang memungkinkan manusia bernafas.
Ruang yang mengundang interaksi tanpa kehilangan privasi.
Ruang yang memberi kesempatan untuk diam, merenung, dan kembali pada diri sendiri.

Di sini, keindahan tidak berdiri sendiri. Ia selalu berdampingan dengan kesejahteraan.


Ruang dan Kesejahteraan: Hubungan yang Sering Terlupakan

Kita sering berbicara tentang kesejahteraan dalam angka—luas bangunan, ventilasi, pencahayaan, efisiensi energi. Buku ini mengingatkan bahwa ada dimensi lain yang tak kalah penting: kesejahteraan batin.

Bagaimana sebuah rumah bisa menjadi tempat pulang, bukan sekadar tempat tinggal.
Bagaimana masjid bisa menjadi ruang komunitas, bukan hanya ruang ibadah formal.
Bagaimana ruang publik bisa memanusiakan, bukan melelahkan.

Semua itu, menurut buku ini, berakar pada niat dan nilai.


Arsitektur sebagai Ibadah yang Sunyi

Ada satu perasaan yang terus muncul saat membaca buku ini:
bahwa merancang ruang bisa menjadi bentuk ibadah yang sunyi.

Bukan ibadah yang terlihat, tapi terasa.
Bukan yang dipuji, tapi dihidupi.

Seorang arsitek, desainer, atau perencana ruang, dalam pandangan ini, bukan sekadar pembuat bentuk—melainkan penjaga harmoni.


Menutup Buku, Membuka Cara Pandang

Ketika buku ini selesai dibaca, saya kembali mengingat masjid tua itu.
Saya sadar: ketenangan yang saya rasakan bukan kebetulan. Ia adalah hasil dari ruang yang dirancang dengan kesadaran, kesederhanaan, dan nilai.

Harmoni Islami dalam Desain Arsitektur bukan buku yang memberi jawaban instan. Ia justru menanam pertanyaan yang tinggal lama:

Apakah ruang yang kita ciptakan hari ini benar-benar menyejahterakan manusia?

Dan mungkin, di situlah keindahan sejatinya bermula.

**

Judul buku: Harmoni Islami dalam Desain Arsitektur: Mewujudkan Keindahan dan Kesejahteraan

Penulis: Dian Nafi, Sahid Indraswara

ISBN 9786340461541

tersedia juga di google play book dan google book



DESKRIPSI

Buku ini secara umum adalah buku berisi catatan sederhana tentang pelajaran kehidupan yang bisa dipetik dari kejadian sederhana atau kisah-kisah uunik sehari-hari, melalui sudut pandang ilmu syariat, serta dalil kehidupan yang ada dan bagaimana menyikapi dengan arif apapun yang dialami seseorang melalui cara yang Ihsan, salah satu tiang agama yang kurang diperhatikan orang. Terutama bagaimana cara bijak menyikapi perbedaan,

Buku ini ditujukan untuk setiap muslim yang ingin memperbaiki kualitas keislamannya, terutama mereka yang ingin lebih bisa istiqomah dan menjaga hubungan baik dengan siapapun. Kekuatan buku ini dari sisi humanis, interaktif, mudah dicerna oleh siapapun, menyentuh kesadaran dan tidak menggurui.

Judul : Generasi Copy Paste
Penulis : Awy Qolawun
Editor : Tim Hasfa
Penerbit : Hasfa Publishing

Versi ebook bisa dibeli via google play

Beli di shopee https://shopee.co.id/shop/12317423
Beli di Tokopedia https://www.tokopedia.com/hasfriends
Beli di Bukalapak https://www.bukalapak.com/u/ummihasfa
Beli  via wa 081328767574. Tulis nama/alamat/judul buku/jumlah yang dipesan.

Blog Tour Generasi Copy Paste



http://www.dian-nafi.com/2017/07/blog-tour-give-away-generasi-copy-paste.html

http://www.hybridwriterpreneur.com/2017/07/blog-tour-generasi-copy-paste.html 

http://www.diannafi.me/2017/07/blog-tour-generasi-copy-paste-tips.html

Kali ini ada  hasil pembacaan dan apresiasi mizukemeu atas buku Generasi Copy Paste karya Gus Awy Qolawun.



“Al-aqil, man i’tabaroo bi maa ro-a, wa itta’adzo bi maa sami’a – Bahwa orang yang mau berpikir adalah orang yang mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dan memetik pesan dari apa yang didengarnya.” –hal. 5
Kapan kalian mengalami kegagalan ?
Hari ini ?
Kemarin ?
2 bulan lalu ?
Atau satu tahun lalu ?
Diantara kita pasti pernah merasakan yang namanya kegagalan kan ? Namun tentu saja kita membutuhkan semangat juang yang tinggi untuk bisa bangkit lagi. Termasuk saya. Saya kerap mengalami rasa patah semangat saat pertama kali gagal. Padahal tak selamanya sebuah usaha itu selalu gagal kan ? Batu besar yang hancur oleh pukulan godam bukan hancur sebab pukulan terakhir, tetapi sebab rangkaian pukulan bertubi-tubi yang ia terima mulai dari awal.
Kalian juga tahu kan tentang kisah terkenal saat bagaimana Thomas Alva Edition sukses membuat lampu bohlamnya menyala setelah gagal dalam 1000 kali eksperimen ?
“Seorang muslim yang baik adalah yang memiliki daya juang tinggi, tidak takut akan kegagalan dan gigih laksana baja. Memandang segala sesuatu dengan rasa optimis. Tentu saja disertai rasa Tawakkal yang tinggi setelah menempuh sebab.” –hal. 7
Di bab 1-momen 1 dalam buku ini saya belajar yang namanya kegagalan dan usaha agar tidak berputus asa.
Buku Generasi Copy Paste ini banyak menyajikan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang kadang luput dari penerungan kita. Membaca buku ini banyak memberikan wawasan baru bagi saya. Tentang hal-hal yang kadang saya abaikan, padahal kalau kita mau merenungkannya, akan banyak hal yang kita dapati dari penerungan itu.
“Mereka pun selalu “bepergian”, selalu “travelling keliling dunia”, meski sebagian besar di antara mereka tidak memiliki paspor. Mereka sanggup menempuh “ribuan kilometer” sementara dia duduk di tempatnya. Begitu juga “kembali” lagi ke tempat semua tapi pikirannya masih tersangkut melayang pada “perjalanannya” barusan.” –hal.51
“Hidupnya hanya dalam awang-awang, imajinasi, bayangan, menangis sendiri, tertawa sendiri, marah sendiri, bicara sendiri; tak peduli lingkungan dan sekitar, tanpa memberi konstribusi apapun bagi kehidupan.” –hal.52
Beberapa kutipan di atas saya dapat dari momen 13 yang diberi judul Generasi Copy Paste yang entah kenapa cukup menampar dan menyinggung saya. Saya adalah seorang pembaca. Pembaca novel bergenre apapun yang merasakan seperti kutipan diatas. Tentu saja pembaca seperti saya akan merasakan keliling dunia tanpa beranjak dari tempat duduknya jika novel yang kami baca mengambil setting di luar negeri/setting di beberapa tempat. Saya juga akan menangis sendiri jika novel yang saya baca mengharukan atau tertawa sendiri jika novel itu termasuk novel humor. So, apakah itu berarti seorang pembaca novel termasuk dalam Generasi Copy Paste ?
Entahlah, saya belum tahu pasti, karena di dalam momen 13 ini yang dimaksudkan Generasi Copy Paste adalah generasi produk “Playstation” dan anak-anak “Google”. Yah..mungkin harus dijelaskan lebih detail lagi agar saya juga tidak salah mengartikan kutipan diatas.
Penulis juga sangat lihai menuturkan setiap cerita. Dari sekian cerita yang disuguhkan saya menyukai beberapa diantaranya. Sebut saja momen 12 : Budaya Mengintimidasi Kaum Wanita. Yang berisi tentang beberapa peribahasa dunia tentang kaum wanita yang terkesan merendahkan.
“Wanita adalah sabunnya pria.” –Peribahasa Perancis.
Momen 23 : Belajar Kebersamaan dari Lomba Gerak Jalan. Yang berisi tentang pentingnya kita melatih kebersamaan, kekompakan, gotong royong dan kerjasama. Ada juga momen 31 : Belajar Menghargai Perbedaan dari Para Ahli Hadits. Yang mengajarkan kita untuk belajar banyak dalam menyikapi hidup dan tidak merasa paling benar sendiri. Dan bab terakhir yang menurut saya terjadi di era sekarang ini adalah momen penutup : Merenungi Kebodohan.
Pernahkah kalian merenungi kebodohan ?
Semakin hari semakin banyak terjadi ketidakberesan yang terjadi di lingkungan kita, di masyarakat kita, dan secara umum, dalam tubuh bangsa kita.
Ketidakberesan sosial.
Ketidakberesan moral.
Ketidakberesan politik.
Ketidakberesan dalam beragama.
Ketidakberesan bermasyarakat.
Kita pasti bertanya-tanya dalam hati, apa sebab semua fenomena ini? Fenomena ketidakseimbangan moral yang sangat parah, degradasi perilaku yang drastis terjun bebas ke dasar jurang keburukan bahkan sampai menancap pada ranah kenistaan, sampai kehilangan identitas dan karakter sebagai bangsa timur yang memiliki adat istiadat budi pekerti tinggi meski berbeda keyakinan.
Sudahkah kalian menemukan jawabannya ?
Well, banyak pelajaran hidup yang saya dapat dari buku ini. Tentang kegagalan, pembenahan diri, toleransi dan cara menjaga perasaan orang lain, dsb. Juga banyak ilmu serta wawasan baru yang membuat saya berulang kali berpikir, “kenapa saya baru sadar hal ini sekarang?”
Menurut saya, buku ini termasuk buku bacaan yang berat. Mengingat ada beberapa bab yang kurang saya mengerti apa isinya. Istilah-istilah islam pun banyak bertebaran di buku ini, yang termasuk baru bagi saya. Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi saya untuk menyelesaikan buku ini. Bahasa yang dituturkanpun tidak menggurui dan malah membuat saya merenungkan semua cerita yang ada dalam buku ini.
Cerita yang dituturkan memang sederhana, tapi percayalah dalam setiap cerita yang disajikan selalu terdapat pesan moral yang disampaikan penulis untuk para pembacanya. Pesan moral yang harus kita renungkan dengan bijak agar menjadikan pribadi kita menjadi seorang muslim yang lebih baik lagi dari hari kemarin.
Terakhir, ternyata masih banyak hal yang harus saya renungkan ? Bagaimana denganmu?
 
 **
Sekarang saatnya give away. Syaratnya mudah.

Ikuti alias follow alias subscribe beberapa blog yang tertera di pamflet ya.
www.dian-nafi.com
www.hasfa.co.id
www.hybridwriterpreneur.com
www.diannafi.me

Lalu silakan komentar di bawah postingan berjudul Blog Tour Generasi Copy Paste, sesuai dengan arahan alias petunjuk yang terdapat postingan blog tersebut.

Pertanyaan di blog ini yang musti teman-teman jawab di kolom komentar, adalah:
 
APA YANG INGIN KAMU BENAHI PADA DIRIMU DAN LINGKUNGANMU? 
 
Jawaban ditunggu sampai tanggal 15 Juli 2017 ya. Sertakan nama, akun sosmed dan kotanya. Ada dua pemenang dari blog tour ini yang akan beruntung mendapatkan paket buku senilai 250rb rupiah. 
 
Review Generasi Copy Paste kiriman pembaca





Alhamdulillah senang sekali saat membaca review dari pembaca lagi.
Kali ini dari mizukemeu.

NIh dia hasil pembacaan dan apresiasinya atas buku Gus Awy Qolawun ini.


Judul : Generasi Copy Paste
Nama Penulis : Awy A Qolawun
Editor : Tim Hasfa
Cover : Diandracreative Design
Tata Letak : Diandracreative Design
Penerbit : Hasfa Publishing
Tanggal Terbit : Mei 2014
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7693-12-8


“Al-aqil, man i’tabaroo bi maa ro-a, wa itta’adzo bi maa sami’a – Bahwa orang yang mau berpikir adalah orang yang mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dan memetik pesan dari apa yang didengarnya.” –hal. 5
Kapan kalian mengalami kegagalan ?
Hari ini ?
Kemarin ?
2 bulan lalu ?
Atau satu tahun lalu ?
Diantara kita pasti pernah merasakan yang namanya kegagalan kan ? Namun tentu saja kita membutuhkan semangat juang yang tinggi untuk bisa bangkit lagi. Termasuk saya. Saya kerap mengalami rasa patah semangat saat pertama kali gagal. Padahal tak selamanya sebuah usaha itu selalu gagal kan ? Batu besar yang hancur oleh pukulan godam bukan hancur sebab pukulan terakhir, tetapi sebab rangkaian pukulan bertubi-tubi yang ia terima mulai dari awal.
Kalian juga tahu kan tentang kisah terkenal saat bagaimana Thomas Alva Edition sukses membuat lampu bohlamnya menyala setelah gagal dalam 1000 kali eksperimen ?
“Seorang muslim yang baik adalah yang memiliki daya juang tinggi, tidak takut akan kegagalan dan gigih laksana baja. Memandang segala sesuatu dengan rasa optimis. Tentu saja disertai rasa Tawakkal yang tinggi setelah menempuh sebab.” –hal. 7
Di bab 1-momen 1 dalam buku ini saya belajar yang namanya kegagalan dan usaha agar tidak berputus asa.
Buku Generasi Copy Paste ini banyak menyajikan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang kadang luput dari penerungan kita. Membaca buku ini banyak memberikan wawasan baru bagi saya. Tentang hal-hal yang kadang saya abaikan, padahal kalau kita mau merenungkannya, akan banyak hal yang kita dapati dari penerungan itu.
“Mereka pun selalu “bepergian”, selalu “travelling keliling dunia”, meski sebagian besar di antara mereka tidak memiliki paspor. Mereka sanggup menempuh “ribuan kilometer” sementara dia duduk di tempatnya. Begitu juga “kembali” lagi ke tempat semua tapi pikirannya masih tersangkut melayang pada “perjalanannya” barusan.” –hal.51
“Hidupnya hanya dalam awang-awang, imajinasi, bayangan, menangis sendiri, tertawa sendiri, marah sendiri, bicara sendiri; tak peduli lingkungan dan sekitar, tanpa memberi konstribusi apapun bagi kehidupan.” –hal.52
Beberapa kutipan di atas saya dapat dari momen 13 yang diberi judul Generasi Copy Paste yang entah kenapa cukup menampar dan menyinggung saya. Saya adalah seorang pembaca. Pembaca novel bergenre apapun yang merasakan seperti kutipan diatas. Tentu saja pembaca seperti saya akan merasakan keliling dunia tanpa beranjak dari tempat duduknya jika novel yang kami baca mengambil setting di luar negeri/setting di beberapa tempat. Saya juga akan menangis sendiri jika novel yang saya baca mengharukan atau tertawa sendiri jika novel itu termasuk novel humor. So, apakah itu berarti seorang pembaca novel termasuk dalam Generasi Copy Paste ?
Entahlah, saya belum tahu pasti, karena di dalam momen 13 ini yang dimaksudkan Generasi Copy Paste adalah generasi produk “Playstation” dan anak-anak “Google”. Yah..mungkin harus dijelaskan lebih detail lagi agar saya juga tidak salah mengartikan kutipan diatas.
Penulis juga sangat lihai menuturkan setiap cerita. Dari sekian cerita yang disuguhkan saya menyukai beberapa diantaranya. Sebut saja momen 12 : Budaya Mengintimidasi Kaum Wanita. Yang berisi tentang beberapa peribahasa dunia tentang kaum wanita yang terkesan merendahkan.
“Wanita adalah sabunnya pria.” –Peribahasa Perancis.
Momen 23 : Belajar Kebersamaan dari Lomba Gerak Jalan. Yang berisi tentang pentingnya kita melatih kebersamaan, kekompakan, gotong royong dan kerjasama. Ada juga momen 31 : Belajar Menghargai Perbedaan dari Para Ahli Hadits. Yang mengajarkan kita untuk belajar banyak dalam menyikapi hidup dan tidak merasa paling benar sendiri. Dan bab terakhir yang menurut saya terjadi di era sekarang ini adalah momen penutup : Merenungi Kebodohan.
Pernahkah kalian merenungi kebodohan ?
Semakin hari semakin banyak terjadi ketidakberesan yang terjadi di lingkungan kita, di masyarakat kita, dan secara umum, dalam tubuh bangsa kita.
Ketidakberesan sosial.
Ketidakberesan moral.
Ketidakberesan politik.
Ketidakberesan dalam beragama.
Ketidakberesan bermasyarakat.
Kita pasti bertanya-tanya dalam hati, apa sebab semua fenomena ini? Fenomena ketidakseimbangan moral yang sangat parah, degradasi perilaku yang drastis terjun bebas ke dasar jurang keburukan bahkan sampai menancap pada ranah kenistaan, sampai kehilangan identitas dan karakter sebagai bangsa timur yang memiliki adat istiadat budi pekerti tinggi meski berbeda keyakinan.
Sudahkah kalian menemukan jawabannya ?
Well, banyak pelajaran hidup yang saya dapat dari buku ini. Tentang kegagalan, pembenahan diri, toleransi dan cara menjaga perasaan orang lain, dsb. Juga banyak ilmu serta wawasan baru yang membuat saya berulang kali berpikir, “kenapa saya baru sadar hal ini sekarang?”
Menurut saya, buku ini termasuk buku bacaan yang berat. Mengingat ada beberapa bab yang kurang saya mengerti apa isinya. Istilah-istilah islam pun banyak bertebaran di buku ini, yang termasuk baru bagi saya. Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi saya untuk menyelesaikan buku ini. Bahasa yang dituturkanpun tidak menggurui dan malah membuat saya merenungkan semua cerita yang ada dalam buku ini.
Cerita yang dituturkan memang sederhana, tapi percayalah dalam setiap cerita yang disajikan selalu terdapat pesan moral yang disampaikan penulis untuk para pembacanya. Pesan moral yang harus kita renungkan dengan bijak agar menjadikan pribadi kita menjadi seorang muslim yang lebih baik lagi dari hari kemarin.
Terakhir, ternyata masih banyak hal yang harus saya renungkan ? Bagaimana denganmu ?
**
Keren ya reviewnya, sekeren buku Generasi Copy Paste.
Selain GCP, ada juga buku Bengkel Jiwa karya Gus Awy juga terbitan Hasfa.
Buku-buku Hasfa Publishing terdapat di Gramedia, Gunung Agung,Togamas, dan agen/tokobuku terdekat . Atau bisa juga dengan pembelian online.
Silakan pesan via sms/wa 085701591957. Tulis nama/alamat/jmlh/judul buku yg dipesan 
Jika ingin mengadakan bedah buku, silakan hubungi nomor yang sama ya, atau email ke hasfagroup@gmail.com. Tulis judul buku/nama instansi/komunitas yang hendak mengadakan event

Bengkel Jiwa


Sebuah buku yang sengaja dalam tutur bahasanya seolah mengajak pembaca untuk berimajinasi mengendarai mobil, terinspirasi dari sebuah hadits bahwa kita hidup di dunia ini adalah laksana musafir yang bertravelling keliling berbagai benua, dari negara ke negara.

Berangkat dari kenyataan bahwa lembaran-lembaran kuno nan sakral terasa kian menjauh dari kita seiring dengan makin merenggangnya masa. Yang pada saat yang sama pula, membuat kita semakin terombang-ambing tak tentu arah karena terlalu sedikitnya petunjuk dan peta yang kita terima untuk menempuh jalan hidup yang kian berombak ganas.

Adalah "Qobasat Islamiyyah", tulisan Ustadz Ahmad Al-Qollash, pemikir Islam asal Syria. Buku itulah yang dengan deras mengguyur inspirasi pada Awy A Qolawun untuk menulis buku sederhana yang berbicara tentang konsep-konsep sederhana pembenahan jiwa untuk melanjutkan perjalanan menempuh kehidupan. Hampir seluruh isi buku ini, adalah petikan dan perluasan bahasan dari buku "Qobasat Islamiyyah".


Judul: Bengkel Jiwa
ISBN 978-602-98570-0-9
Penulis: Awy A Qolawun
Penerbit: Hasfa Publishing
Rp 55rb (Jawa) Rp 65rb (Luar Jawa)
silakan pesan via message ke inbox fb hasfapublisher

Buku-buku HP terdapat di Gramedia, Gunung Agung,Togamas, dan agen/tokobuku terdekat . Atau bisa dengan pembelian online.
Silakan pesan via sms/wa 085701591957. Tulis nama/alamat/jmlh/judul buku yg dipesan
Postingan Lama Beranda

Daftar Blog Saya

  • DeMagz
  • dian nafi
  • Hasfa
  • hybrid writerpreneur
  • writravelicious

Popular Posts

  • 21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator
  • Desain Rumah Tinggal Blambangan
  • Gratitude Journal 2022 Dian Nafi
  • Gratitude Journal 2021 #DNevents
  • Arsitektur Nusantara Yori Antar
  • Arsitektur Nusantara Mengkini dan Menanti
  • New Book: Unfairness by Dian Nafi
  • HASFA Architecture Design Consultant
  • Dede's Design
  • Architecture Design Consultant Profile

Most Popular

21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator

21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator

Ketika Ruang Tidak Lagi Sekadar Bangunan

Ketika Ruang Tidak Lagi Sekadar Bangunan

Popular Posts

  • 21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator
    21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator  Ide sesungguhnya mudah dan gratis, eksekusinya yang mahal dan sulit. Bukan saja karena mem...
  • Ketika Ruang Tidak Lagi Sekadar Bangunan
     Ketika Ruang Tidak Lagi Sekadar Bangunan Saya pertama kali menyadari bahwa ruang bisa “berbicara” saat berdiri sendirian di sebuah masjid t...
  • Jilbab: Pilihan, Tekanan, atau Eksistensi?
    Jilbab: Pilihan, Tekanan, atau Eksistensi? “Kenapa kamu pakai jilbab?” Pertanyaan itu muncul di DM Instagram Laila setelah ia mengunggah fo...
  • KamIS jurnalIS
    KamIS jurnalIS  Sore : 15.30 – 17.30 WIB Hasfa Camp: Cempaka 8/D3 Perum Wijaya Kusuma 2 (belakang SMAN 1) Demak Lokasi :  ht...
  • Menggali Cerita, Menemukan Makna: Belajar Riset dengan Narrative Inquiry
      Setiap penelitian selalu berangkat dari pertanyaan. Namun, sering kali data yang kita kumpulkan terasa kering—seperti angka-angka tanpa ny...
  • Tips Menulis Memoir (1)
    Tips Menulis Memoir (1) Akan membantu jika kita perhatikan do dan don't dalam nulis memoir ini. 1) Baca Banyak Memoir Sebelum ...
  • Pendaftaran Peserta Hasfa Camp
    Pendaftaran Peserta Hasfa Camp Teman-teman semua. Demi menyambut ulang tahun Hasfa Group yang ke-6, seleksi peserta Hasfa Camp d...
  • Spiritualitas dalam Desain: Ketika Ruang Menjadi Jalan Pulang
     Spiritualitas dalam Desain: Ketika Ruang Menjadi Jalan Pulang Apakah sebuah ruang bisa menenangkan jiwa? Bisakah desain membantu manusia h...

Cari Blog Ini

Events

  • Events 2022
  • Events 2021
  • Events 2020
  • Events 2019
  • Events 2018
  • Events 2017
  • Events 2016
  • Events 2015
  • Events 2014
  • Events 2013
  • Events 2011-2012

Archive

  • ▼  2025 (19)
    • ▼  Desember (4)
      • Ketika Ruang Tidak Lagi Sekadar Bangunan
      • Perisai Diri: Panduan Ringkas untuk Perempuan Meng...
      • Autoetnografi Hybrid Paradox: Perjalanan Mencari D...
      • End Year Sale 2025: Semua Buku Dian Nafi Hanya Rp1...
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2024 (25)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2023 (32)
    • ►  Desember (5)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2022 (36)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (31)
    • ►  Desember (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (89)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (38)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2019 (61)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (24)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2018 (46)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (108)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (57)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (36)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (29)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  September (1)

Make a Difference with Education

Make a Difference with Education

Pages - Menu

  • Hasfa Institute
  • Hasfa Architecture Consultant
  • Hasfa Books & Publishing
  • About and Contact Hasfa

Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

Novel K-San

Novel K-San

Categories

Buku 120 arsitektur 89 Pelatihan 58 Novel 53 tips 34 cerpen 15 perempuan 12 pesantren 11 motivasi 10 puisi 10 pengembangan diri 8 enterpreneurship 7 spiritual 7 novela 4 anak 2 komik 2

Advertisement

Responsive Advertisement
  • Home
  • Books
  • _Fiksi
  • __Cerpen
  • __Novel
  • __Puisi
  • _Non Fiksi
  • _Cerita Anak
  • _Fantasi
  • Institute
  • Arsitektur
  • Foundation
  • Contact

Advertisement

AD BANNER
  • Home
  • Kelas Blog to Book
  • Kelas Writerpreneurship
  • Kelas Memoir Biografi
  • Kelas Artikel
  • Kelas Creative Writing
  • Kelas Novel
  • Kelas Cerpen
  • Kelas Menulis Fiksi
  • Kelas Penerbitan
  • Kelas Menulis Buku
  • Kelas Enterpreneurship
  • Kelas Puisi
  • Kelas Script Film

hasfriends

hasfriends

Tags

  • Kelas
  • Pelatihan
  • event
  • fiksi
  • non fiksi
  • puisi
  • review
  • tips

Hasfa Institute

  • Kelas Blog
  • Kelas Content Writing
  • Kelas Copy Writing
  • Kelas Digital Marketing

Copyright © 2016 Hasfa. Created by OddThemes