Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

 Renungan Kanjuruhan


Nggak ngerti dari mana harus memulai tulisan ini. Ada banyak sekali pikiran berkecamuk, banyak sekali perasaan bercampur aduk. 

Sungguhpun diri ini terus belajar dan bersahabat dengan duka sepanjang perjalanan hidup, namun peristiwa terbunuhnya 200-an orang di Kanjuruhan tetap saja menimbulkan perasaan asing yang baru. Ini tentu saja bukan sick health, ketika diri seperti punya resistensi menghadapi duka. Karena berkali-kali kematian orang-orang terdekat, ayah, suami, keponakan, bulik, budhe, sepupu, sahabat, saudara, teman yang menguras air mata dan energi, menyebabkan bagian dalam tubuh ini (entah secara fisik atau psikis) menciptakan pertahanannya sendiri agar tidak larut dalam duka yang menyebabkan sakit yang lebih perih dan parah. 

Amarah kita, sebagai warga negara dan mungkin aktifis juga volunteer yang sudah mencoba berbagai cara dari berbagai arah untuk turut membantu negeri ini, seringkali mengabu pelan-pelan seiring dengan kekecewaan dan keputusasaan yang kita rasakan sebab tak ada itikad baik dari pemangku kebijakan dan pihak yang berwenang untuk memperbaiki keadaan bangsa ini. 

Masya Allah, astaghfirullah, laa haula wa laa quwwata illaa billahil aliyyil adziim. 

Astaghfirullahal adziim astaghfirullahal adziiim

Sembari menghela dan menghembuskan nafas panjang, akhirnya kita berada dalam ayunan antara kemarahan yang putus asa dan doa lirih untuk keselamatan bangsa ini. Berapa lagi korban yang harus berguguran untuk bisa menjewer dan menyentil serta membangkitkan kesadaran para petinggi elit yang serakah, korup, tidak amanah dan tidak memiliki lagi kasih sayang. Compassion. 

Seandainya warga kita (baik supporter, aparat, penyelenggara, media penayang, dan stakeholder lain) lebih pintar, cerdas, punya inisiatif mitigasi yang canggih, contingency, dan tentu saja COMPASSION, mungkin kejadian Kanjuruhan tidak menelan korban nyawa. Wallahu a'lam bishshowab. 

Sebagai seorang arsitek, sebenarnya aku juga kepikiran hal lainnya. Apakah tidak ada suatu sistem dan prosedur bagi keadaan darurat dalam stadion itu. Sehingga ketika terjadi semacam force majeure, ada mitigasi dan drill yang bisa dilakukan. Orang bisa menggempur dinding dengan mudah, seperti halnya disediakan pemukul besi di gerbong kereta api. Ataukah mungkin sebenarnya sudah ada desain perencanaan (design planning) yang demikian, namun dalam implementasinya tidak dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Wallahu a'lam bishshowab. 

Astaghfirullahal adziiiiimmm....

*turut berduka untuk semua korban Kanjuruhan. 


Blog Tour Generasi Copy Paste



http://www.dian-nafi.com/2017/07/blog-tour-give-away-generasi-copy-paste.html

http://www.hybridwriterpreneur.com/2017/07/blog-tour-generasi-copy-paste.html 

http://www.diannafi.me/2017/07/blog-tour-generasi-copy-paste-tips.html

Kali ini ada  hasil pembacaan dan apresiasi mizukemeu atas buku Generasi Copy Paste karya Gus Awy Qolawun.



“Al-aqil, man i’tabaroo bi maa ro-a, wa itta’adzo bi maa sami’a – Bahwa orang yang mau berpikir adalah orang yang mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dan memetik pesan dari apa yang didengarnya.” –hal. 5
Kapan kalian mengalami kegagalan ?
Hari ini ?
Kemarin ?
2 bulan lalu ?
Atau satu tahun lalu ?
Diantara kita pasti pernah merasakan yang namanya kegagalan kan ? Namun tentu saja kita membutuhkan semangat juang yang tinggi untuk bisa bangkit lagi. Termasuk saya. Saya kerap mengalami rasa patah semangat saat pertama kali gagal. Padahal tak selamanya sebuah usaha itu selalu gagal kan ? Batu besar yang hancur oleh pukulan godam bukan hancur sebab pukulan terakhir, tetapi sebab rangkaian pukulan bertubi-tubi yang ia terima mulai dari awal.
Kalian juga tahu kan tentang kisah terkenal saat bagaimana Thomas Alva Edition sukses membuat lampu bohlamnya menyala setelah gagal dalam 1000 kali eksperimen ?
“Seorang muslim yang baik adalah yang memiliki daya juang tinggi, tidak takut akan kegagalan dan gigih laksana baja. Memandang segala sesuatu dengan rasa optimis. Tentu saja disertai rasa Tawakkal yang tinggi setelah menempuh sebab.” –hal. 7
Di bab 1-momen 1 dalam buku ini saya belajar yang namanya kegagalan dan usaha agar tidak berputus asa.
Buku Generasi Copy Paste ini banyak menyajikan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang kadang luput dari penerungan kita. Membaca buku ini banyak memberikan wawasan baru bagi saya. Tentang hal-hal yang kadang saya abaikan, padahal kalau kita mau merenungkannya, akan banyak hal yang kita dapati dari penerungan itu.
“Mereka pun selalu “bepergian”, selalu “travelling keliling dunia”, meski sebagian besar di antara mereka tidak memiliki paspor. Mereka sanggup menempuh “ribuan kilometer” sementara dia duduk di tempatnya. Begitu juga “kembali” lagi ke tempat semua tapi pikirannya masih tersangkut melayang pada “perjalanannya” barusan.” –hal.51
“Hidupnya hanya dalam awang-awang, imajinasi, bayangan, menangis sendiri, tertawa sendiri, marah sendiri, bicara sendiri; tak peduli lingkungan dan sekitar, tanpa memberi konstribusi apapun bagi kehidupan.” –hal.52
Beberapa kutipan di atas saya dapat dari momen 13 yang diberi judul Generasi Copy Paste yang entah kenapa cukup menampar dan menyinggung saya. Saya adalah seorang pembaca. Pembaca novel bergenre apapun yang merasakan seperti kutipan diatas. Tentu saja pembaca seperti saya akan merasakan keliling dunia tanpa beranjak dari tempat duduknya jika novel yang kami baca mengambil setting di luar negeri/setting di beberapa tempat. Saya juga akan menangis sendiri jika novel yang saya baca mengharukan atau tertawa sendiri jika novel itu termasuk novel humor. So, apakah itu berarti seorang pembaca novel termasuk dalam Generasi Copy Paste ?
Entahlah, saya belum tahu pasti, karena di dalam momen 13 ini yang dimaksudkan Generasi Copy Paste adalah generasi produk “Playstation” dan anak-anak “Google”. Yah..mungkin harus dijelaskan lebih detail lagi agar saya juga tidak salah mengartikan kutipan diatas.
Penulis juga sangat lihai menuturkan setiap cerita. Dari sekian cerita yang disuguhkan saya menyukai beberapa diantaranya. Sebut saja momen 12 : Budaya Mengintimidasi Kaum Wanita. Yang berisi tentang beberapa peribahasa dunia tentang kaum wanita yang terkesan merendahkan.
“Wanita adalah sabunnya pria.” –Peribahasa Perancis.
Momen 23 : Belajar Kebersamaan dari Lomba Gerak Jalan. Yang berisi tentang pentingnya kita melatih kebersamaan, kekompakan, gotong royong dan kerjasama. Ada juga momen 31 : Belajar Menghargai Perbedaan dari Para Ahli Hadits. Yang mengajarkan kita untuk belajar banyak dalam menyikapi hidup dan tidak merasa paling benar sendiri. Dan bab terakhir yang menurut saya terjadi di era sekarang ini adalah momen penutup : Merenungi Kebodohan.
Pernahkah kalian merenungi kebodohan ?
Semakin hari semakin banyak terjadi ketidakberesan yang terjadi di lingkungan kita, di masyarakat kita, dan secara umum, dalam tubuh bangsa kita.
Ketidakberesan sosial.
Ketidakberesan moral.
Ketidakberesan politik.
Ketidakberesan dalam beragama.
Ketidakberesan bermasyarakat.
Kita pasti bertanya-tanya dalam hati, apa sebab semua fenomena ini? Fenomena ketidakseimbangan moral yang sangat parah, degradasi perilaku yang drastis terjun bebas ke dasar jurang keburukan bahkan sampai menancap pada ranah kenistaan, sampai kehilangan identitas dan karakter sebagai bangsa timur yang memiliki adat istiadat budi pekerti tinggi meski berbeda keyakinan.
Sudahkah kalian menemukan jawabannya ?
Well, banyak pelajaran hidup yang saya dapat dari buku ini. Tentang kegagalan, pembenahan diri, toleransi dan cara menjaga perasaan orang lain, dsb. Juga banyak ilmu serta wawasan baru yang membuat saya berulang kali berpikir, “kenapa saya baru sadar hal ini sekarang?”
Menurut saya, buku ini termasuk buku bacaan yang berat. Mengingat ada beberapa bab yang kurang saya mengerti apa isinya. Istilah-istilah islam pun banyak bertebaran di buku ini, yang termasuk baru bagi saya. Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi saya untuk menyelesaikan buku ini. Bahasa yang dituturkanpun tidak menggurui dan malah membuat saya merenungkan semua cerita yang ada dalam buku ini.
Cerita yang dituturkan memang sederhana, tapi percayalah dalam setiap cerita yang disajikan selalu terdapat pesan moral yang disampaikan penulis untuk para pembacanya. Pesan moral yang harus kita renungkan dengan bijak agar menjadikan pribadi kita menjadi seorang muslim yang lebih baik lagi dari hari kemarin.
Terakhir, ternyata masih banyak hal yang harus saya renungkan ? Bagaimana denganmu?
 
 **
Sekarang saatnya give away. Syaratnya mudah.

Ikuti alias follow alias subscribe beberapa blog yang tertera di pamflet ya.
www.dian-nafi.com
www.hasfa.co.id
www.hybridwriterpreneur.com
www.diannafi.me

Lalu silakan komentar di bawah postingan berjudul Blog Tour Generasi Copy Paste, sesuai dengan arahan alias petunjuk yang terdapat postingan blog tersebut.

Pertanyaan di blog ini yang musti teman-teman jawab di kolom komentar, adalah:
 
APA YANG INGIN KAMU BENAHI PADA DIRIMU DAN LINGKUNGANMU? 
 
Jawaban ditunggu sampai tanggal 15 Juli 2017 ya. Sertakan nama, akun sosmed dan kotanya. Ada dua pemenang dari blog tour ini yang akan beruntung mendapatkan paket buku senilai 250rb rupiah. 
 
 PETITAH (Perjalanan Menuju Awal)

Berikut salah satu review yang ditulis oleh pembaca untuk salah satu buku Hasfa. 
Selamat menyimak ya.

Judul : PETITAH (Perjalanan Menuju Awal)
Penulis : a[rt]gus faizal
Halaman : 60 hal
Tahun : 2012
Penerbit : Hasfa Publishing
Sebagian besar masyarakat mempersepsi Ramadhan tidak hanya berpuasa dan tarawih, tetapi secara simultan dimaknai sebagai masa mendulang rejeki dalam berbisnis. Terbukti dengan lahirnya stan kuliner musiman, bazar dadakan, hinggabig sale di pusat perbelanjaan. Lantas, benarkah persiapan Ramadhan hanya perlu dari segi fisik?

Buku ini mengenakan latar bulan puasa agar mengisi 30 hari secara maksimal. Tetapi juga menarik dibaca pada musim umum lainnya karena akan menggugah emosi mengenai sikap kita dalam menjalani perintah agama. Sebuah buku yang mengelontorkan ironi di masyarakat. Semua mengenai kehidupan Ramadhan yang terjadi di lingkungan dekat. Mulai dari puasa, karakter masyarakat kita dalam berpuasa, hingga hiruk pikuk lebaran di ujung mata.

Penulis mampu menggebrak di awal dengan rasa jeri tidak dapat menuntaskan puasa sebulan penuh. Bisa saja seketika nyawa dipanggil oleh Sang Pemilik. Tulisannya meniupkan rasa gamang yang menyeruak pecah. Katanya mengiris hati pembaca sekaligus menampar agar kita tidak terlena dengan riuhnya acara televisi selama Ramadhan, atau terjebak pada pesona idola yang menjelma menjadi santun dalam sebulan. Apalagi masa Ramadhan kerap kali melahirkan ucapan di jejaring sosial unik atau baliho serta billboard yang marak. Semoga saja semuanya bukan sekedar barisan kalimat belaka. Penulis juga mendefinisikan Ramadhan sebagai masa perubahan yang tidak hanya dari segi luar. Justru Ramadhan adalah era untuk peka kepada sesama, dan sebagai obat rasa gundah. Benarkah? Bagaimana bisa? Tentu saja, buktinya penulis telah menjelaskan secara implisit bagaimana memiliki modal bahagia. Setelah membaca, pembaca akan tersadar betapa ringan dan mudahnya meraih kebahagiaan itu. Setiap kalimatnya akan membuka mata pembaca.

Penulis berhasil melukiskan ruang masjid selama Ramadhan dengan menggelitik.Untuk ruang masjid sebesar ini, tentu tidak imbang jika hanya tiga baris sajadah yang digelar hanya di bagian depannya saja. Padahal saat terawih tiba, para jamaah memenuhi hingga ke baris paling belakang. … Ketika waktu subuh berkesempatan menyambangi lagi, ternyata tiga baris sajadah itu terlalu banyak tergelar (hal.21). Dengan pemilihan diksi dan menonjolkan paradoks, penulis meledakkan pemahamannya dari hal-hal kecil tetapi penuh makna mendalam. Belum lagi ceritanya mengenai hubungan Ramadhan dengan Al Qur’an. Sampai apa saja sih yang menjadi ciri khas di bulan Ramadhan? Semua terkupas di buku ini.

Buku “Petitah” akan membuat pembaca mendesah panjang. Pemilihan kosa kata yang beragam tetapi menawarkan alur yang dekat dengan kehidupan kita. Pemaknaan cinta yang sebenarnya juga tertulis jelas. Bukankah banyak orang tengah mencari cinta? Penulis pun menunjukkan bagaimana waktu berputar yang terasa biasa, padahal di setiap detiknya  memiliki harta berharga. Seolah-olah penulis tengah bermunajat agar Ramadhan akan tercerap di setiap masyarakat, padahal sekaligus ikhtibar bagi pembaca.

Buku yang akan menjawab berbagai pertanyaan. Benarkah lebih ramai acara buka puasa bersama daripada aktifitas tarawih? Bagaimana dengan fenomena jamaah yang semakin menipis menjelang lebaran? Apakah saat semesta gelap pada bulan Ramadhan berjalan sama dengan hari-hari umumnya? Hingga penulis menuliskan tentang lebaran. Apakah kemenangan hanya dimeriahkan secara fisik? Atau haruskah terjebak dalam rasa sedih akan berpisah dengan Ramadhan?

Penulis menganalogikan kalau hidup mungkin permainan. Antara lakon dengan sutradara. Tanpa lupa mengingatkan pembaca kepada Sang Khalik. Tentu saja kitab suci sebagai pedoman hidup. Membeberkan bagaimana sumber tersebut akan membuat pembaca meraih kebahagiaan hakiki.
Memaknai jajaran kalimat sangkil di buku ini acapkali membuat pembaca terhenyak. Pemilihan kata yang puitis semakin mudah merasuk ke jiwa. Makna-makna yang tersirat menonjolkan realita terdekat. Akan berhasil membuat pembaca termenung meresapi tulisannya. Mungkin penulis berharap Ramadhan yang sesungguhnya mampu berdenyut kembali di masyarakat.

Nama a[rt]gus faizal memang memiliki daya tarik dalam setiap karyanya. Elemen kata-katanya yang penuh warna dan cerdas menjadi poin plus. Penulis buku Aletheia Cinta dan salah satu penulis di novel Mayasmara ini selalu menyajikan karya dengan kata yang berbobot. Dalam buku ini semakin mengukuhkan karakteristik gaya penulisannya. Dengan tema yang sederhana tetapi mampu membangun karya yang megah. Memaksa pembaca menginterpretasi hasil imajinasinya.
Pilihan a[rt]gus faizal  menggandeng penerbit Hasfa Publishing sangatlah tepat. Perusahaan yang sudah memiliki ikonik sebagai pencetak buku-buku berkelas. Idealisme yang tegas selalu terlukis di buku-bukunya. Namanya sudah menjadi jaminan untuk menghasilkan buku yang menjunjung intelektual penulis.

Mungkin aku bukan pecinta puisi. Tetapi aku sangat menikmati buku ini. Sebuah kreatifitas  yang mengeksplorasi kata perenungan sekaligus menggelitik pikiranku yang mengetengahkan cermin Ramadhan. Aku seakan terbawa dalam pelajaran terpemanai yang santai tetapi sarat ilmu. Bukan guru yang menggurui. Hanya aliran cerita yang menjadi pecutku untuk menjadi lebih baik. Ternyata, Idul Fitri bukan sekedar akhir Ramadhan. Oh ya??? lengkapnya ada di buku Petitah : Perjalanan Menuju Awal ini. Happy reading.

Review oleh Wuri N


Buku-buku HP terdapat di Gramedia, Gunung Agung,Togamas, dan agen/tokobuku terdekat . Atau bisa dg pembelian online.
Silakan pesan via sms/wa 085701591957. Tulis nama/alamat/jmlh/judul buku yg dipesan
Postingan Lama Beranda

Daftar Blog Saya

  • DeMagz
  • dian nafi
  • Hasfa
  • hybrid writerpreneur
  • writravelicious

Popular Posts

  • 21 Pertanyaan Untuk Kreator Dan Inovator
  • Gratitude Journal 2022 Dian Nafi
  • Desain Rumah Tinggal Blambangan
  • Gratitude Journal 2021 #DNevents
  • New Book: Unfairness by Dian Nafi
  • Arsitektur Nusantara Yori Antar
  • Arsitektur Nusantara Mengkini dan Menanti
  • Beasiswa Kelas Kreatif dan Menulis dari Hasfa Foundation dan Hasfa Institute
  • HASFA Architecture Design Consultant
  • Buku Baru! Novel Si Naga karya K-San

Most Popular

Desain Kawasan Villa Jepara

Desain Kawasan Villa Jepara

Gratitude Journal 2022 Dian Nafi

Gratitude Journal 2022 Dian Nafi

Popular Posts

  • Desain Kawasan Villa Jepara
    Desain Kawasan Villa Jepara For Design Order, please email to hasfagroup@gmail.com, subject: Arsitektur Please do not hesitate ...
  • Gratitude Journal 2022 Dian Nafi
    Gratitude Journal 2022 Dian Nafi   Nih dia list gratitude jurnal tahun-tahun sebelumnya: #DNevents 2021 #DNevents 2020 #DNEvents 2019 #DNEve...
  • HASFA Architecture Design Consultant
    HASFA Architecture Design Consultant Portofolio Konsultan Arsitektur HASFA   (Dian Nafiatul Awaliyah, ST. MKP.) Corners Of Hasfa Camp Cowork...
  • Flash Fiction Collection: DEAR LOVE
    DEAR LOVE Judul               : Dear Love Penulis            : 111 Penulis Tebal              : 228 Halaman Penerbit         : H...
  • Desain Unit Villa Jepara Type B
    Desain Unit Villa Jepara Type B For Design Order, please email to hasfagroup@gmail.com, subject: Arsitektur Please do not hesitat...
  • Desain Interior Rumah Tinggal Karanganyar
    Desain Interior Rumah Tinggal Karanganyar For Design Order, please email to hasfagroup@gmail.com, subject: Arsitektu...
  • Desain Resto Gayam
    Desain Resto Gayam For Design Order, please email to hasfagroup@gmail.com, subject: Arsitektur Please do not hesitate to orde...
  • Desain Pool Area (Kolam Renang)
    Desain Pool Area (Kolam Renang) For Design Order, please email to hasfagroup@gmail.com, subject: Arsitektu...

Cari Blog Ini

Events

  • Events 2022
  • Events 2021
  • Events 2020
  • Events 2019
  • Events 2018
  • Events 2017
  • Events 2016
  • Events 2015
  • Events 2014
  • Events 2013
  • Events 2011-2012

Archive

  • ▼  2025 (5)
    • ▼  Mei (1)
      • Menguatkan Perempuan, Menggerakkan Keadilan: Dian ...
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2024 (25)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2023 (32)
    • ►  Desember (5)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2022 (36)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (31)
    • ►  Desember (12)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (89)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (38)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2019 (61)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (24)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Februari (3)
  • ►  2018 (46)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2017 (108)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (7)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (57)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (36)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (29)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  September (1)

Make a Difference with Education

Make a Difference with Education

Pages - Menu

  • Hasfa Institute
  • Hasfa Architecture Consultant
  • Hasfa Books & Publishing
  • About and Contact Hasfa

Hasfa

Menerbitkan dan Menumbuhkan Kebaruan

Novel K-San

Novel K-San

Categories

Buku 113 arsitektur 87 Pelatihan 58 Novel 53 tips 34 cerpen 15 perempuan 11 pesantren 11 motivasi 10 puisi 10 pengembangan diri 8 enterpreneurship 7 spiritual 7 novela 4 anak 2 komik 2

Advertisement

Responsive Advertisement
  • Home
  • Books
  • _Fiksi
  • __Cerpen
  • __Novel
  • __Puisi
  • _Non Fiksi
  • _Cerita Anak
  • _Fantasi
  • Institute
  • Arsitektur
  • Foundation
  • Contact

Advertisement

AD BANNER
  • Home
  • Kelas Blog to Book
  • Kelas Writerpreneurship
  • Kelas Memoir Biografi
  • Kelas Artikel
  • Kelas Creative Writing
  • Kelas Novel
  • Kelas Cerpen
  • Kelas Menulis Fiksi
  • Kelas Penerbitan
  • Kelas Menulis Buku
  • Kelas Enterpreneurship
  • Kelas Puisi
  • Kelas Script Film

hasfriends

hasfriends

Tags

  • Kelas
  • Pelatihan
  • event
  • fiksi
  • non fiksi
  • puisi
  • review
  • tips

Hasfa Institute

  • Kelas Blog
  • Kelas Content Writing
  • Kelas Copy Writing
  • Kelas Digital Marketing

Copyright © 2016 Hasfa. Created by OddThemes