Sharing di 2 Komunitas Literasi



Sharing di 2 Komunitas Literasi


Alhamdulillah pekan ini dibuka dengan dua kali sharing di dua grup komunitas literasi yang berbeda. Senin sore di DeresLiterasi, Rabu malam di grup Ibu Ibu Doyan Nulis.

Berikut beberapa cuplikannya ya.

Cekidot....

TENTANG KEPENULISAN

Salam kenal teman2 semua. Apa kabar. Semoga semua sehat

Semuanya sdh punya buku ya. Yang belum punya, yuk terus semangat membaca dan menulis.
Dari sekarang mulai merancang, mau nulis buku solo apa. Sdh punya bayangan belum?

Aku ingat kata2 dari salah seorang guru menulisku. Bahwa setiap pemain baru, punya keberuntungannya. Have their luck key.

Buku Nggak harus banyak juga sbnrnya. Sedikit tapi joss banget, masterpiece, malah sangar
Semakin lama nulis, yg terasa biasanya kita merasa tambah bodoh aja, merasa makin butuh banyak belajar lagi. Tapi mmg justru di situlah asyiknya menulis. Belajar dan belajar terus

sdh tahu harus mau ke mana. Asal tahu tujuannya, insya Allah kita akan sampai. bisa lewat mana saja. Krn itulah outline penting sebagai panduan, agar memudahkan kita melalui relnya

first draft is shit. Draft pertama biasanya jelek. Karena itu perlu revisi, perbaikan, improvement atau kalau perlu rewriting, tulis ulang. Kalau nulis yg dramatis jadi takut, mungkin perlu beri jarak antara dirimu sebagai pencerita dg tokoh dlm ceritanya. Ini main mental sih. Tapi dengan jaga jarak, rasa takut/khawatirmu akan berkurang, kamu sbg penulis mmg bertugas memcatat saja kan

Siapkan juga premis 1-2 kalimat, yg bisa digunakan utk pitching. Siapa tahu ketemu editor/penerbit/PH di lift, dan hanya punya waktu 3 menit, dg premis/logline itu bisa membuat mereka tertarik menerbitkan karyamu

Contohnya: Novel mengejar mukti itu tentang si Mukti yg mencari silsilah keluarga besarnya begitu mendengar cerita kalau dia masih keturunan sunan demi punya gengsi di depan cewek yg ditaksirnya tapi lagi ditaksir cowok berdarah biru. Setelah perjalanannya ke berbagai kota dengan susah payah, ternyata silsilahnya zonk tapi dia dapat pengalaman dan pembelajaran bahwa mukti/kemuliaan itu bukan karena silsilah/keturunan tapi sebab kontribusi/sumbangan pada umat/lingkungan

Menulis perjalanan hidup pribadi atau memoir, bisa dimulai dg bagian mana yg paling berkesan/menarik dr hidupmu Tulis berdasarkan tema itu. Pengembangannya bisa berdasarkan urutan waktu atau dibuat macam novel, dibuat drama 3 babak 


Bisa ikut kelas online menulis memoir nih

https://www.hybridwriterpreneur.com/2020/07/kelas-online-menulis-memoir.html


Bisa baca juga tips2 menulis memoir yg kubagikan dalam 11 postingan tulisan https://www.hasfa.co.id/2020/06/tips-menulis-memoir-11.html


Perbanyak membaca, perbanyak referensi, agar tulisan kita kaya, dalam, luas dan bertenaga.

Niatkan menulis sbg ladang amal jariyah juga agar pahalanya terus mengalir meski kita telah tiada

Menulis juga bisa menjadi jalan tasawuf, membersihkan diri,membeningkan jiwa, karena lewat menulis sesungguhnya kita bercermin, merefleksi diri dan kehidupan

Ada penulis yg bisanya menulis fiksi saja, non fiksi saja, artikel saja. Ada yg juga bisa semuanya.
Tergantung pilihan, prioritas juga kemampuan
Tapi semua layak dijajal. Semakin jauh kita mengeksplorasi diri, makin banyak pelajaran kita dapat. Jadi tahu kekuatan dan kelemahan kita juga

Apa bisa menulis bakat? Kalau gak bakat gak bisa?

Bakat juga perlu diasah terus menerus.
Yg tadinya belum ada bakat, bisa belajar, banyak baca,banyak berlatih terus menerus


Cara menjaring ide: 

peka 
selalu pasang radar penulis 
Latih 5 indera juga indra keenam utk menyerap dg cepat apa2 yg menarik
Selalu bawa note kecil dan bolpen utk menangkap dan menuliskan ide yg lewat

Membuat konflik greget 
Kontraskan antara harapan dan kenyataan, impian keinginan dan realita 
Perketat pilihan yg ada 
Persempit waktunya

**
TENTANG PENERBITAN INDIE


Penerbit Indie adalah penerbit berskala kecil yang memiliki modal kecil. Segala biaya yang dibutuhkan untuk menerbitkan buku ditanggung oleh penulis. Namun, ada juga penerbit indie yang menanggung biaya penerbitan. Biasanya buku yang dicetak tidak banyak dan penjualan buku dilakukan secara online.


Apakah mudah menjalankan penerbitan indie? Apa suka dan dukanya?
Mbak Dian Nafi akan berbagi cerita tentang suka dukanya dalam mengelola penerbitan.

Lalu host membagikan profil Dian Nafi:

Dian Nafi. Creative and Digital Enthusiast. Lulusan Arsitektur Undip yang suka jalan-jalan, menulis fiksi dan non fiksi seputar kepesantrenan, kemuslimahan, kewirausahaan, motivasi dan pengembangan diri.

Tulisan dimuat di beberapa media, 37 buku dan 94 antologi/omnibook diterbitkan oleh 17 penerbit Indonesia. Di antaranya: Jendela-Zikrul Hakim, Quanta-Elexmedia, Bentang, Gramedia Pustaka Utama, Leutika, Hasfa, Imania-Mizan, Familia, Qudsi, Bypass, Javalitera, Plotpoint, Grasindo, Diandra, Divapress, Erlangga, Prenada, Nuansa, Visi Media, Indiva, dll.

Founder Hasfa, pegiat banyak komunitas, Litbang Fatayat NU Demak, Sekretaris KBIH Muslimat NU, Litbang CodingMum Bekraf, Kabid Organisasi GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Demak, Ketua Divisi Sastra DKD (Dewan Kesenian Daerah) Demak, Coach Gramedia Academy, Trainer Woman Will by Google, Trainer Gapura Digital by Google.

Profilnya dimuat di Harian Analisa Medan (2011) Buku Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia (KosaKataKita, 2012) Jawa Pos-Radar Semarang (2013) Alinea TV (2014) Koran Sindo (2014) Tribun Jateng (2015) Nakita (2016) TVKU (2018) kabareSemarang (2019)

Pemenang Favorit LMCR ROHTO 2011 dan 2013. Penulis Terpilih WS Kepenulisan PBA dan KPK 2011,

Menang Lomba Menulis bersama A Fuadi, dan antologi tersebut terpilih sebagai nominasi kategori Buku dan Desain Sampul Non Fiksi Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia 2012,

Penulis Terpilih WS Cerpen Kompas 2012, Award PSA Grasindo 2013 dan 2014, Award BulanNarasi PlotPoint 2015, Novel Gus masuk short list kategori Desain Sampul Fiksi Favorit Anugerah Pembaca Indonesia 2016,

Penerima Apresiasi Literasi dari Bupati 2017, Finalis Lomba Penyusunan Bahan Bacaan Pengayaan Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Sekolah Dasar Balai Bahasa Jawa Tengah 2018,

Finalis Fellowship IBT Tempo 2018, Selected Paper Presented on International Conference at Radboud University, Nijmegen, Netherland 2019.
085701591957
081328767574
diannafihasfa@gmail.com

www.dian-nafi.com
www.hybridwriterpreneur.com
www.writravelicious.com
www.hasfa.co.id
www.demagz.web.id

IG dan youtube: diannafi
Twitter: ummihasfa
Linkedin: nafidian

https://www.researchgate.net/profile/Dian_Nafi2
http://scholar.google.com/citations?user=ce5u5mAAAAAJ&hl=id
https://orcid.org/0000-0002-2714-9775
http://sinta2.ristekdikti.go.id/authors/detail?id=6699291&view=overview


Terima kasih mbak Fitri, mbak Fu dkk teman-teman IIDN. Smoga semua sehat dan diberkahi

Mungkin kita bisa mulai dengan Sekilas cerita sedikit tentang hasfa publishing kali ya.
Hasfa publishing lahir 25 oktober 2010. Jadi saat itu saya sedang sangat ingin ikut seleksi ubud writer reader festival uwrf, terus karena syaratnya harus mengirim buku terbitan cetakan sementara deadline sudah mepet dan gak mungkin keburu kalau harus kirim naskah dulu ke penerbit mayor, akhirnya kita terbitkan mayasmara sendiri. So lahirlah hasfa publisher. Demikian


Setelah novel Mayasmara, kemudian hasfa publishing menerbitkan novel Segitiga,  Lelaki : Kutunggu Lelakumu , Kencantren Pondok Comblang. Juga buku antologi puisi TigaBiruSegi

Setelah itu, banyak teman-teman yang minta tolong diterbitkan bukunya. Alhamdulillah hasfa publishing sudah menerbitkan sekitar 200 an buku teman-teman

200 an judul ya. Dengan jumlah cetakan beragam, beda beda. dan ini alhamdulillah masih nambah terus


Nah karena judulnya suka duka. Sekarang kita cerita sukanya dulu, atau dukanya dulu nih?


Dukanya banyaaak.
Antara lain. Buku buku yang kita terbitkan kalau mau masuk toko buku besar kan ada minimal cetakannya ya. Waktu itu pernah minimal 1000 eksemplar. Nah kita cetak sebanyak itu

Padahal lama tayang di rak buku toko samgat sempit karena bnayak judul lain sudah antri. Jadi selanjutnya buku nggak dipajang lagi. Lalu jika dalam masa periode tertentu masih ada stock, tentu saja dikembalikan alias retur. Nah returan buku yang berkardus kardus ini PR banget. Jadi musti menyiasati dengan jual di pameran, marketplace dan juga event event talkshow, workshop


Duka berikutnya:
Distributor yang kerjasama dengan kita kadang ada yang kurang amanah juga, alias laporannya kurang rapi sehingga transferan juga telat. Kita musti rajin ngoyak ngoyak buat dapat laporan penjualan dan transferannya

Harus pinter pinter cari rekanan yang bisa kerjasama dengan baik dan amanah.

Kalau ada cerita antara duka dan suka itu masuknya dalam duka atau suka ya?
Masuknya cerita lucu kali yaa

Jadi yang serunya antara lain aku memakai duit fee desain arsitektur (karena aku arsitek juga) dan royalti juga down payment dari hasil aku nulis buku-buku di penerbit mayor, untuk membiayai cetakan buku buku indie ini

Duit hasil penjualan buku buku indie diputar lagi buat mencetak buku buku terbitan berikutnya

Aku lupa duka lainnya, sekarang kita ngomongin sukanya ya

Alhamdulillah karena membantu menerbitkan banyak buku teman-teman, aku jadi nambah teman dari sabang sampai merauke, bahkan teman teman kita yang tinggal dan tugas di beberapa negara lain.

Ketika sedang ada acara keluar kota, keluar pulau, keluar negeri, aku bertemu teman teman ini dan mereka menemani jalanjalan keliling kota mereka. Kebayang kan senangnya

Nah, ketika aku akhirnya dapat golden ticket dari uwrf dan pergi ke ubud, akhirnya aku juga ketemu beberapa teman yang pernah menulis di hasfa publishing, dan kebetulan mereka menjadi emerging writers dan panelis di uwrf. Oh subhanallah alhamdulillah itu rasanya menyenangkan sekali. Senang dan bangga. Berasa kayak ketemu anak anak sendiri yang menghebat

Rasa senang dan bangga lainnya adalah ketika teman teman yang menerbitkan indie ini dan punya pasarnya sendiri yang sangat besar, mereka bisa menjual buku 300 eksemplar dalam sebulan, lewat PO pre order. Tentu saja hasilnya lumayan, secara finansial, dan secara ideologis dan sosiologis, juga impactful karena idenya dibaca banyak orang. Dan jika ini hal baik yang diamalkan, tentu menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski penulisnya sudah tiada.

Penerbit bantu upload di web, marketplace, sosmed. Penulis musti aktif promosi sendiri agar laris bukunya

Seru yang lain adalah saat menyiapkan buku teman teman ini. Karena ada proses tektokan menyiapkan cover, editing, layout, dll. Alhamdulillah ada beberapa teman yang bantu untuk melakukan pekerjaan pre cetak ini. Jadi punya beberapa outsource, resource sangat membantu, apalagi jika pas loadnya banyak banget, ada beberapa buku yang harus digarap dalam waktu hampir bersamaan

Yang juga menyenangkan adalah karena kita tahu harga produksi bukunya terjangkau, dan kita punya banyak stock, kita jadi bisa membagi-bagikan buku2 ini kepada yang kita mau. Misal dibagikan untuk taman baca, perpustakaan, pesantren, rumah yatim piatu, sekolah sekolah dll. Bisa juga untuk kado pengantin dll

Share:

0 Comments